Berita
Dua Sukhoi SU-35 Tiba di Tanah Air Oktober 2019
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan rencana pembelian 11 Sukhoi varian Su-35 dengan skema imbal beli lewat komoditas pertanian Indonesia terus berjalan.
Menhan menegaskan, dua pesawat Sukhoi asal negeri beruang merah itu akan tiba di tanah air pada tahun depan bertepatan dengan Hari Ulang Tahun TNI, 5 Oktober 2019.
Ia menjelaskan, dengan skema imbal beli dalam transaksi ini, pemerintah dapat menghemat keuangan negara. Pemerintah hanya membayar setengah dari total biaya pembelian sebesar US$ 1,14 miliar.
“Sisanya, Rusia akan memperoleh komoditas Indonesia seharga US$ 570 juta,” beber Ryamizard.
Dalam perjanjian tersebut, Rusia juga harus berinvestasi untuk membuka bengkel Sukhoi dalam bentuk maintenance and repair operation (MRO) dengan dana minimum 35 persen dari US$ 570 juta atau sekitar US$ 399 juta.
“Mau tidak mau dia harus terima ekspor kita,” kata Menhan Ryamizard di Gedung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Jakarta, Senin (10/9).
Kementerian Pertahanan sudah menandatangani kontrak pembelian Sukhoi U-35 dengan Rusia. Pemerintah tinggal menunggu detail proses imbal beli yang disusun Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan, pihaknya telah membentuk kelompok kerja (working group) untuk mendetailkan prosesnya. Misalnya terkait jenis komoditas yang akan ditukar dengan Sukhoi.
Oke mengatakan, kedua pihak telah mengirimkan rancangan permintaan dan penawaran untuk dibahas lebih lanjut dalam sesi working group tersebut.
“Rencana transaksi masih berjalan,” kata Oke di Jakarta, Senin (13/8/18).
Sebelumnya, rencana transaksi ini sempat menjadi sorotasn setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump meneken regulasi Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA). Melalui kebijakan tersebut, Amerika mengenakan sanksi kepada negara yang bertransaksi alat utama sistem pertahanan (alutsista) dengan Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin dianggap bertanggung jawab atas sengketa Semenanjung Crimea terhadap Ukraina pada 2014, keterlibatan dalam perang di Siria, serta mengintervensi pemilihan presiden Amerika 2016.
Namun, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis pada Juli 2018 telah mengajukan keringanan sanksi terhadap negara yang bertransaksi Alutsista milik Rusia. Tiga negara tersebut yaitu Indonesia, India, dan Vietnam. Menhan Ryamizard Ryacudu juga sudah mendapat penegasan dari Menhan AS bahwa AS menjamin kebebasan Indonesia untuk membeli pesawat tempur Sukhoi asal Rusia.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Ludmila Vorobieva, Juni lalu, sudah menjelaskan negosiasi transaksi imbal beli masih berjalan.
“Kami terus maju dalam pembahasan,” kata Vorobieva. (MRZ)
