BNI Syariah terus mendukung berkembangnya entrepreneurship atau kewirausahaan terutama untuk generasi muda di mana salah satu yang dilakukan adalah BNI Syariah menggelar Leadership Forum dengan tema “Funding for Entrepreneur in Industry 4.0”. BNI Syariah tidak menampik kewiraushaan sekarang tidak terlepas dari perkembangan digital.
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan saat ini tren layanan digital harus direspons oleh perbankan dengan optimalisasi pemanfaatan teknologi. “Kami terus berinovasi dalam rangka menyediakan solusi perbankan syariah berbasis digital,” kata Abdullah Firman Wibowo seperti dilansir laman iqplus.info.
Ada beberapa strategi yang dilakukan BNI Syariah terkait pengembangan digital. Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan teknologi dan jaringan BNI incorporated agar bisa memberikan layanan yang terbaik. Untuk menghadapi era digital, BNI Syariah terus melakukan adaptasi dan kolaborasi.
Bank juga melakukan transformasi baik dari sisi SDM maupun infrastruktur baik perangkat lunak dan perangkat keras. Pada tahun ini, BNI Syariah menekankan pengembangan digital untuk ekosistem halal. Digitalisasi halal ekosistem dilakukan dengan beberapa langkah strategis.
Selain itu, masih dari lansiran laman iqplus.info menyebutkan, BNI Syariah tergabung sebagai anggota Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) sekaligus mendukung kebutuhan penggunaan fitur-fitur payment/transfer bank yang digunakan oleh para startup/fintech untuk mendukung pengembangan ekosistem halal syariah.
Seiring pengembangan digital, BNI Syariah juga berkontribusi optimal dalam pertumbuhan industri halal dan mendorong banyak pengusaha muncul dari bisnis halal ini. Menurut Firman, potensi industri halal di dunia bahkan di Indonesia cenderung besar.
Global Islamic Finance Report 2017 mengungkapkan untuk halal food secara global tercatat mempunyai potensi US$170 miliar, halal fashion USD20 miliar, halal travel US$10 miliar, halal kosmetik US$10 miliar, halal education US$12 miliar dan Islamic finance US$82 miliar.
Peningkatan bisnis halal ini didorong oleh peningkatan masyarakat kelas menengah di Indonesia. Meskipun demikian, untuk mewujudkan hal ini, masih ada tantangan yang dihadapi. Salah satunya adalah tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah dibandingkan dengan konvensional.
CEO & Founder Ammana Fintek Syariah Lutfi Adhiansyah mengatakan ekonomi syariah jika digabungkan dengan industri 4.0 akan menjadi kekuatan cukup besar. “Karena teknologi finansial akan mendorong bisnis syariah menjadi lebih optimal,” pungkas Lutfi. (end/ba)