Beranda Berita Kader Pengurus Tolak Musda Golkar, Pengamat : Soliditas Partai Terancam Ambyar

Kader Pengurus Tolak Musda Golkar, Pengamat : Soliditas Partai Terancam Ambyar

0

Kota Tangerang – Hasil Musyawarah Daerah (Musda) ke VI Dewan Pimpinan Daerah II Partai Golkar Kota Tangerang di Hotel Allium, Cipondoh Kota Tangerang, Rabu (8/7/20), yang menghasilkan Sachrudin terpilih kembali, terancam tak diikuti kadernya.

Sebab, musda yang berlangsung tertutup tersebut disinyalir tanpa dihadiri para pimpinan kecamatan (PK) yang sah. Hal tersebut terungkap dari pernyataan 11 PK Golkar yang tidak diperkenankan masuk ke dalam ruang musda.

Salah satu perwakilan PK Karawaci, Dicky Saputra menyatakan, dirinya tidak bisa mengikuti acara akibat ada larangan panitia.

“Alasan mereka (panitia), SK (surat keputusan) kita sudah selesai, padahal berdasarkan keputusan DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Partai Golkar jelas karena PSBB jadi diperpanjang secara otomatis, tapi hal tersebut tidak dilakukan oleh DPD Partai Golkar Kota Tangerang,” ujar Diki.

Diki juga menambahkan, kader yang mengikuti musda yakni para pelaksana tugas (Plt) yang tiba-tiba saja dijadikan Plt tanpa memberitahukan pengurus sebelumnya.

“Semua Plt yang masing-masing mewakili Kecamatan yang dipaksakan. Jadi kalau kita melihatnya musda ini dipaksakan. Kita engga tahu juga siapa yang menandatangani, sampai sekarang kita sendiri engga ada tembusannya bahwa kita di Plt, jadi ditinggalkan saja seperti itu,” jelasnya.

Diki beserta kader pengurus lain mengatakan menolak hasil Musda ke VI tersebut dan akan mengajukan banding ke Mahkamah Partai Golkar.

Sementara, Aris Purnomohadi, sekretaris SOKSI Kota Tangerang menjelaskan, SOKSI mendukung persoalan prosedur hukum yang tidak dijalankan oleh DPD II Partai Golkar Kota Tangerang.

“Kami mendukung prosedur hukum yang tidak dijalankan oleh DPD II Partai Golkar Kota Tangerang, bukan persoalan kita mendukung siapa yang jadi. Tapi PK yang memiliki hak suara seperti dipasung atau menejelang musda sudah diamputasi tidak mempunyai kepesertaan, masuk saja tidak boleh. Hal ini adalah memasung demokrasi dan mengkerdilkan Partai Golkar Kota Tangerang,” kata Aris.

Terpisah, ketika dimintai pendapatnya, Analis Politik dari Universitas UNIS, Adib Miftahul mengatakan, polemik musda Golkar bisa berujung soliditas partai yang ambyar.

“Situasi internal yang tak kondusif bisa berakibat ambyarnya soliditas kader. Ketika itu terjadi, mesin partai tak bisa bergerak maksimal,” kata Adib.

Dosen Fisip itu juga menambahkan, harus ada komunikasi yang baik antar tokoh partai Golkar Kota Tangerang, apalagi mesin partai bakal bekerja keras demi Pilkada selanjutnya.

“Sachrudin sebagai ketua terpilih harus turun jalin komunikasi kepada tokoh lain. Hal itu sangat efektif bisa dilakukan untuk mencegah perpecahan partai,” pungkasnya. (***)