BANDARA SOETTA – Sektor penerbangan nasional memiliki peran penting dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi global COVID-19.
Menyusul hal tersebut, PT Angkasa Pura II (Persero) bersama dengan stakeholder penerbangan nasional berupaya keras mewujudkan penerbangan yang konsisten mengedepankan aspek kesehatan dan pencegahan penyebaran COVID-19.
Seluruh protokol kesehatan dijalankan di bandara-bandara PT Angkasa Pura II, sesuai dengan surat edaran atau peraturan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perhubungan.
Di saat bersamaan, PT Angkasa Pura II juga meningkatkan aspek keamanan guna pencegahan COVID-19 di seluruh bandara yang dikelola perseroan.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, di saat situasi normal, keamanan di bandara hanya fokus pada ancaman kriminalitas, terorisme dan ancaman lainnya.
“Di saat kondisi normal, aspek keamanan bandara fokus melakukan apa yang disebut dengan Physical Security. Personel di bandara menjaga akses publik dan akses terbatas di bandara [Access Protection], lalu melakukan pemeriksaan terhadap calon penumpang pesawat guna memastikan tidak ada benda berbahaya di pesawat [Security Screening], dan melakukan profiling untuk menemukan ancaman [Profiling Intelligence],” kata Awaluddin, Kamis (9/7/2020).
Kemudian, pada fase new normal di tengah pandemi ini kapasitas keamanan bandara diperluas dengan dijalankannya Bio-Security.
“Di tengah kebiasaan baru atau new normal, keamanan bandara diperluas sehingga selain menjalankan Physical Security, bandara juga fokus pada Bio-Security guna memastikan adanya jaga jarak [Physical Distancing], pengawasan terhadap kesehatan [Health Screening], menyediakan fasilitas yang dapat berjalan tanpa sentuhan [Touchless Processing], memastikan kebersihan [Cleanliness & Sanitizing] dan memastikan kesehatan karyawan [People Protection],” jelas Awaluddin.
Jalannya Physical Security dan Bio-Security di PT Angkasa Pura II ini kemudian juga didukung teknologi yang diperkuat dengan Cybersecurity.
“Sektor penerbangan sangat bergantung pada integrasi berbagai sistem yang kompleks dan perlu dilindungi secara holistik, karena itu kami juga fokus pada Cybersecurity.”
“Physical Security dan Bio-Security, didukung dengan Cybersecurity, kini menjadi new normal keamanan di bandara, memastikan keamanan pada tahap pre-journey, pre-flight, in-flight dan post-flight,” kata Awaluddin.
Aspek keamanan pada fase New Normal
Adapun protokol keamanan tahap pre-journey pada fase new normal misalnya penggunaan aplikasi Travelation PT Angkasa Pura II untuk mengunggah dokumen-dokumen syarat perjalanan.
Kemudian, protokol keamanan pada tahap pre-flight fase new normal antara lain dijalankan dengan pemeriksaan temperatur, fasilitas UV-sterilizer, restoran dan lounge yang higienis, proses boarding dengan menjaga jarak dan sebagainya.
Sementara itu protokol keamanan pada tahap in-flight fase new normal di bandara misalnya dilakukan proses disinfeksi di pada pesawat yang baru landing.
Pada protokol keamanan tahap post-flight fase new normal, antara lain dilakukan pengecekan suhu tubuh menggunakan thermal scanner dan disinfeksi bagasi tercatat.
“Physical Security, Bio-Security dan Cybersecurity saat ini sudah berjalan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan pintu gerbang utama Indonesia dan bandara terbesar di dalam negeri, serta juga berjalan di 18 bandara lain yang dikelola PT Angkasa Pura II guna menjaga penerbangan aman dari COVID-19,” tutur Awaluddin.
(Rmt)