Beranda News Update Kereta Api Merak Hantam Mobil, Satu Pengendara Tewas Ditempat

Kereta Api Merak Hantam Mobil, Satu Pengendara Tewas Ditempat

0

Nasib naas menimpa Syripudin, warga Cijeruk, Desa Sindangsari, Kecamatan Tunjung Teja, Kabupaten Serang. Dirinya dihantam kereta api saat hendak melintasi rel di Kampung Jambu menuju Kampung Pasir Buluh, Kecamatan Tunjung Teja menggunakan losbak, jumat (25/12).

Menurut keterangan Kasatlantas Polres Serang, Iptu Robby Rachman saat dikonfirmasi membenarkan adanya kecelakaan lalu lintas kereta api yang menyebabkan korban meninggal dunia.

Robby mengatakan, korban meninggal dunia saat dalam perawatan di Puskesmas Tunjung Teja, saat ini korban sudah dibawa ke rumah duka.

“Korban meninggal dunia dan sudah dibawa ke rumah duka,” kata Robby ditemui di ruang kerjanya, Mapolres Serang, Jum’at (25/12).

Insiden kecelakaan antara kereta api lokal Merak dengan nomer KA 490 dengan sebuah mobil Grandmax dipetak stasiun Kampung Jambu pada KM 88+2, terjadi pada pukul 13:15 Wib.

Sementara, menurut saksi mata, Mahmudi (35 tahun), mobil yang dikendarai korban langsung melintas rel tanpa melihat kereta api yang melintas. Ia menuturkan warga yang melihat kejadian sudah meneriaki korban dari kejauhan.

Menurutnya, posisi jalan menanjak yang menyebabkan kendaraan pengangkut pakaian ini terpental sejauh 15 meter dan masuk kolam milik warga setempat dalam posisi roda berada di atas. Sedangkan barang-barang berupa pakaian yang ada dalam kendaraan berceceran di lokasi.

“Lintasan kereta api itu posisinya agak di atas, sehingga pada saat kendaraan bergerak menanjak, sopir tidak mengetahui akan ada kereta lewat. Lintasan kereta juga tidak berpalang pintu dan tidak ada penjaganya,” katanya.

Kemudian, warga yang mengetahui itu langsung berhamburan ke lokasi, sementara warga lainnya melapor ke polsek. Korban yang masih berada dalam kendaraan langsung dievakuasi warga. Dalam kondisi terluka parah, korban segera dilarikan ke puskesmas namun dalam perawatan meninggal dunia.

“Jalan lintasan kereta api ini awalnya hanya dilintasi kendaraan hewan ternak. Namun seiring perkembangan waktu tidak banyak warga yang membangun rumah di sekitar lokasi, sehingga jalan itu banyak dilalui kendaraan warga. Namun tidak ada palang pintu atau penjaga rel,” pungkasnya. (Smn)