Memberi petunjuk pada jalan kebaikan. AFA Islamic Learning Center selain merupakan lembaga Pendidikan Islami, juga bergerak di bidang Tahfidzhul Qur’an, kali ini mengadakan kegiatan Talkshow untuk para Dai dan masyarakat secara umum.
Pada kesempatan itu, Ustadz Zulfadhila Ermis, Lc, MA, yang merupakan Founder AFA ILC sangat antusias dengan adanya acara tersebut karena bicara kebaikan dengan mengusung insya Allah ada jalan, acara Talkshow ini turut menghadirkan pembicara yang sangat menguasai di bidangnya.
Turut hadir Ketua Rehab Hati Tangerang sebagai Pembicara yaitu Ustadz Agung Ramadhan, S.Si, MA, sebagai Praktisi Dakwah Pasien Gangguan Jin.
Pembicara berikutnya adalah Ketua Komite Musik Dewan Kesenian Kota Tangerang Selatan, bernama Agus Grave. Ia merupakan praktisi Dakwah Anak Jalanan, Preman dan Rutan.
Acara yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 27 Maret 2021 pukul 09.00-11.00 di Puri Serpong 1 Blok E1 Kelurahan Setu, Tangerang Selatan, dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an oleh ananda Khairul Rizki (Al-Hafidzh) prolog tentang Dakwah oleh Ustadz Zulfadhila Ermia, Lc, MA.
Dihadiri oleh sedikitnya 25 peserta secara gratis dengan menyediakan door prize untuk para peserta baik ikhwan maupun akhwat. Ustadz Agung, Praktisi Dakwah pasien gangguan Jin tersebut turut menerangkan dan sharing pengalaman tentang metode Dakwah dan Ruqyah. Beliau mengatakan Ruqyah ini sudah dilakukan sejak 5 tahun yang lalu.
“Banyak hal menarik di dunia ruqyah ini katanya, seperti ada orang yang diruqyah karena gangguan Jin dan ketika di Ruqyah malah Jinnya lebih hafal dan fasih dari peruqyahnya itu sendiri,” paparnya
Masih menurut Ustadz Agung, ia menambahkan, bahwa Ruqyah itu ada 2 macam yakni Ruqyah Syar’iyah dan Ruqyah Ghoiru Syar’i
“Jika Ruqyah Syar’iyah adalah sesuai yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Sedangkan, Ruqyah Ghoiru Syar’iyah adalah layaknya ala dukun,” tambahnya
Sementara, Agus Grave lebih banyak bercerita pengalaman dan beberapa tips untuk mendekati para pengamen, anak Jalanan dan Preman.
“Yang saya lakukan berfikir Out Of The Box, dikatakan Out Of The Box karena sasaran giat dakwahnya bukan pada orang biasa, sehingga memerlukan keahlian yang tak biasa, yaitu dakwah kepada Anak-anak Jalanan, Preman dan Rutan (Rumah Tahanan),” cetusnya
Agus juga berbagi tips dan pengalaman tentang dakwah kepada para Anak Jalanan, Preman, dan sharing ilmu bagaimana caranya mendekati dan mengajak ngaji para Anak Jalanan.
“Pertama, kita harus dapat memaknai sifat karet yang lentur sehingga kita dapat bergaul pada siapa saja termasuk anak-anak tongkrongan atau Anak Jalanan. Kemudian, harus memiliki akar yang kuat dari segi pemahaman Agamanya. Karena jika lemah dalam pondasi Agamanya, maka dikhawatirkan nantinya bukan kita membawa mereka tetapi malah kita yang terbawa oleh mereka,” kata Agus
Dalam tehnik membuat nyaman lawan interaksinya, Agus mengedepankan pola memakai bahasa kedaerahan.
“Ikuti bahasa mereka. Jika notabene mereka berasal dari Suku Jawa maka setidaknya kita harus mampu berbahasa Jawa, jika Suku Sunda maka usahakan kita berbahasa Sunda. Setelah itu, akan hadir rasa persatuan atau pertemanan yang kental,” paparnya
Masih menurut Agus, pentingnya ikhtiar secara maksimal karena hidayah datangnya dari Allah SWT. Ia mwnggambarkan ada awal tiada akhir, itulah Dakwah. Masanya melebihi usia Pendakwah itu sendiri. Banyak yang berjatuhan, adapula yang tetap tegar bagai Singa Hutan.
“Baik pada orang yang sudah baik itu biasa, tetapi menularkan kebaikan pada lingkungan yang tak baik memerlukan ilmu yang tak biasa. Dakwah Out of The Box, itulah slogan kami sebagai Praktisi Dakwah Anak Jalanan, Preman dan Rutan. Bagaimana teknik berenang di air asin tetapi tak turut menjadi asin, imbuhnya. (Adt)