Lumpuhnya kegiatan di managemen Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Di Tangerang Selatan lantaran ketua umum dan bendahara umumnya terseret kasus korupsi dana hibah tahun 2019 di desak untuk segera membentuk carataker.
Beberapa lembaga yang konsern menyuarakan anti korupsi pun turut angkat bicara, menurutnya kekosongan tataran penentu kebijakan di organisasi plat merah tersebut harus secepatnya di benahi dan di isi oleh orang yang memiliki kompetensi background olahraga.
Beberapa nama turut di sebutkan sebagai sosok yang di nilai layak dan pantas memimpin organisasi KONI Tangsel tersebut. Di antaranya, Kombespol (Purn) Udung Darmasukana, yang saat ini masih duduk sebagai ketua persatuan penembak dan berburu seluruh Indonesia (Perbakin) Tangsel, Norodom Soekarno, Mantan Wakil Bupati Tangerang yang saat ini masih menjabat sebagai wakil ketua umum KONI Tangsel, dan juga sosok mantan Plt. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga yakni Teddy Meiyadi.
Saat di temui tangerangonline.id di acara silaturahmi lepas jabatan pensiun bersama orang terdekatnya Teddy mengatakan, di dalam organisasi jangan sampai ada kekosongan. Ia menyarankan agar kekosongan itu lekas di isi, karena roda organisasi tersebut harus tetap berjalan guna mencetak bibit unggul atlet berprestasi.
“Dimanapun dan apapun organisasinya jangan sampai ada kekosongan. Sama seperti organisasi perangkat daerah (OPD) misalnya saya, pensiun di asisten daerah (Asda) maka harus di isi dengan Pelaksana Tugas (Plt),” ungkap Teddy di Chloe Cafe, Jalan Benda Raya, Pamulang II, Tangerang Selatan.
Terkait namanya yang di gadang-gadang oleh beberapa pemerhati dan insan olahgara untuk turut ikut ambil bagian dalam kontestasi menduduki jabatan ketua umum KONI Tangsel ia menuturkan, dirinya akan selalu siap jika mendapatkan amanah dari para cabang olahraga.
“Background saya ini mengharuskan saya untuk selalu siap jika suatu saat masih di butuhkan oleh pimpinan. Meski pensiun, saya akan selalu siap membantu jika ada yang membutuhkan tenaga saya. Begitu juga di Koni. Alhamdullilah, meski hanya tujuh (7) bulan menjabat sebagai Plt. Kepala dinas pemuda dan olahraga Tangsel, saya berhasil membawa nama Tangsel menjadi Kota layak pemuda. Intinya jika ada dukungan dari insan olahraga saya siap,” tuturnya (17/6/2021)
Di katakannya, jika ada sosok lainnya yang di harapkan oleh masyarakat Tangsel, khususnya insan olahraga untuk mengemban tugas di organisasi plat merah tersebut, ia mempersilahkan. Menurutnya, uji publik adalah hal yang lumrah di lakukan.
“Menurut saya, carataker meski segera di bentuk. Karena, merekalah yang akan melaksanakan sesuai dengan amanah AD ART di organisasi tersebut yakni melaksanakan pemilihan ketua baru. Jadi yang terpenting, salah satu tugas carataker ini adalah mempersiapkan tehnis acara pemilihan ketua umum baru. Jika ada yang lebih baik silahkan saja, coba saja di uji ke publik,” imbuhnya
Tak hanya itu, Teddy juga membeberkan, saat menjabat sebagai kepala dinas pemuda dan olahraga ia mengalami hal pahit dalam pengalamannya. Menurutnya, banyak atlet berprestasi Tangsel yang di ambil oleh daerah lain.
“Sewaktu saya menjadi kadis dispora, banyak atlet kita yang di bajak oleh daerah lain. Jika tidak segera di urus, maka mereka akan lari memperkuat daerah lain. Saya sarankan untuk memperbaiki tiga (3) hal. Diantaranya, administrasi, tehnis dan juga managemen keuangan yang harus akuntabel sehingga kita dapat mempertanggung jawabkan keuangan yang di pakai,”tambahnya
Progres dalam mempertahankan prestasi atlet yang telah di capainya harus menjadi perhatian khusus bagi pengurus Koni Tangsel. Kontrol terhadap pencetak bibit unggul dalam cabang olagraga masing-masing harus selalu intens di lakukan.
“Kalau kita sudah jadi juara ya pasti harus mempertahankan prestasi itu. Jangan puas sampai disitu saja, kita harus tingkatkan terus. Tapi jika kondisinya terpuruk, artinya yang ngurusnya tidak ada. Siapapun pasti tidak ingin dalam kondisi demikian. Saya pesan kepada para atlet, saat ini lagi covid kan, mohon bersabar, biarkan proses hukum di kejaksaan terus berjalan,” ucap Teddy
Terpisah, Sadeli, praktisi silat tradisional dari padepokan beksi Sanghiyang Putih mengungkapkan, dari tiga (3) sosok yang di kemukakan di publik merupakan orang yang pandai menyesuaikan diri, dan pandai bergaul.
“Iya, mereka adalah orang yang supel. Pak Teddy ini layaklah. Terlepas dari itu semua, toh nanti akan ada pendekatan khusus kepada para cabor kan, itu sah-sah saja. Saya mah pesilat,” ucap Babeh Sadeli yang juga merupakan pengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Tangsel. (Adt)