Narasi Mafia Tanah di Pantura Kabupaten Tangerang seperti hantu yang terkesan menakut-nakuti masyarakat setempat. Nyatanya, terdapat sejumlah investor atau pengembang membantu peran pemerintah yang tengah membangun infrastruktur berbagai sarana.
Demikin disampaikan Direktur Eksekutif Community Centre Tangerang Utara Ahmad Baihaqi kepada wartawan melalui siaran tertulisnya, Minggu (1/8/2021).
Baihaqi menilai hiruk pikuk narasi mafia tanah menjadi hantu di pantura Kabupaten Tangerang dimana mencoba mengkaitkan kehadiran pengembang. Dirinya pun lantas menyesalkan pihak tertentu, yang malah seperti mencoba merusak kemajuan wilayahnya dengan framing tersebut.
Padahal, menurut dia, tidak ada unsur-unsur mafia tanah di wilayah pantura. Namun, ia tak menapik terdapat masalah perdata administrasi menyangkut tanah waris dan tentu di wilayah manapun menemukan itu.
“Narasi mafia tanah menjadi hantu yang coba membuat framing merusak kemajuan di pantura. Dari lahir sampai besar tidak ada menemukan unsur mafia tanah disini, kalau masalah tanah waris ada, sama seperti ditemukan di wilayah lain,” paparnya.
Disisi lain, Baihaqi mengatakan jika masyarakat pantura memiliki harapan tinggi dengan kehadiran para pengembang. Hal tersebut lantaran demi akses ketersedian prasarana fasilitas sosial, pendidikan dan lapangan pekerjaan yang lebih baik.
“Masyarakat Pantura sangat menantikan kehadiran pengembang untuk membuka lapangan pekerjaan dan gaji yang layak. Selain aktivitas komersil, saya lihat pengembang menyediakan sarana ibadah, pendidikan yang berkaloborasi dengan penataan ruang yang nyaman,” ujar Baihaqi.
Baihaqi menghimbau seluruh pihak jangan sampai membuat tersendat investor yang sudah berinvestasi dimana telah membantu pemerintah daerah meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Dengan kultur budaya disini, dibutuhkan kehadiran pengembang yang berani menjawab tantangan bahwa kehadirannya berdampak positif buat masyarakat dan pemerintah daerah, baik pengembang yang sudah berdiri dan masih berproses,” tandasnya.(Sam)