Beranda Berita Dampak El Nino, 11 Kecamatan di Kabupaten Pandeglang Berpotensi Kekeringan

Dampak El Nino, 11 Kecamatan di Kabupaten Pandeglang Berpotensi Kekeringan

0

Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Kelas II Banten mengingatkan warga wilayah Pandeglang untuk waspada siaga kekeringan terutama dampak yang ditimbulkan dari kondisi tersebut.

Saat dihubungi Tangerangonline.id, Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Banten Apolinaris Samsudin Geru mengungkapkan, bahwa untuk potensi musim kemarau atau El Nino yang terjadi ini di Kabupaten Pandeglang masuk dalam kategori kewaspadaan.

“Hasil monitoring Status dan Prediksi ENSO Dasarian III Juli 2023, El Nino mulai beralih dari
level lemah menuju level moderat dengan nilai indeks +1.148. Berdasarkan penelitian
statistik BMKG terkait El Nino sebagian besar wilayah Banten akan terdampak kekeringan terutama pada periode hujan JJA ( Juni -Agustus) dan SON ( September – November),” ungkapnya Jum’at, (25/8/2023).

Ia menyampaikan untuk wilayah Kabupaten Pandeglang Banten ini yang masuk dalam kategori waspada kekeringan ada 11 Kecamatan diantaranya :

1.Kecamatan Angsana
2. Kecamatan Cibaliung
3. Kecamatan Cibitung
4. Kecamatan Cimanggu
5. Kecamatan Karang Tanjung
6. Kecamatan Koroncong
7. Kecamatan Mandalawangi
8. Kecamatan Munjul
9. Kecamatan Pandeglang
10. Kecamatan Sumur
11. Kecamatan Tenjung Teja.

Dikatakannya, bahwa musim kemarau atau El Nino ini diprakirakan masih bertahan hingga awal Januari 2024 yang dapat berakibat pada kemarau panjang dan mundurnya musim hujan 2023/2024.

“Untuk itu BMKG akan selalu memonitor dan meng-update info setiap 10 hari kepada stakeholder dan masyarakat, tentu ini kewaspadaan terutama Pandeglang,” kata Apolinaris.

Ia menambahkan, dengan potensi musim kemarau panjang atau El Nino ini masyarakat perlu mengantisipasi fenomena ini
terkait dengan ketersediaan air dan ketahanan pangan di musim kemarau.

“Ya seperti menghemat penggunaan air mengambil langkah penyelamatan tanaman yang hampir mengalami kekeringan dengan pompanisasi, kemudian waspada kebakaran hutan dengan tidak membakar secara sembarangan, menggunakan varietas umur pendek (genjah) yang tahan kekeringan,” tandasnya. (Dan)