Nasib kurang beruntung tak hanya dialami oleh sejumlah pedagang yang mengais rejeki dengan berjualan berbagai makanan di area proyek pembangunan gedung DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Hal serupa juga dialami oleh Raswan (30), salah satu buruh proyek pembangunan gedung dewan tersebut.
Pria asal Semarang, Jawa Tengah ini mengaku bahwa kontraktor yang menangani pembangunan tempat wakil rakyat bertugas itu, diketahui hingga kini belum membayar upah sebesar Rp 21 juta kepada pria yang saat ditemui wartawan terlihat lesu itu.
“Uang saya masih ada Rp 21 juta di kontraktor, hingga saat ini belum di bayar. Padahal kalau uang itu di bayar, akan saya berikan kepada anak buah saya yang sudah pulang terlebih dulu ke Semarang,” kata Raswan.
Raswan mengaku sudah empat bulan bekerja di proyek gedung DPRD Tangsel ini, sejak awal ia mengaku tidak pernah mengalami kesulitan dalam hal pembayaran upah yang akan ia terima bakal mengalami kelambatan.
“Dua bulan ini upah macet. Makanya saya belum bisa pulang kampung. Masih nunggu pembayaran dari perusahaan,” tuturnya.
Untuk menghilangkan rasa jenuh akibat menunggu pembayaran upah dari perusahaan, tak jarang Raswan membantu rekan-rekannya yang masih merapihkan perlengkapan kerja.
“Ya, untuk menghilangkan kejenuhan saja,” katanya lagi.
Raswan juga tak memungkiri jika sebelumnya ia memiliki hutang biaya makan kepada pemilik warung. Akan tetapi, lanjut ia, sebagian sudah dibayar oleh pihak kontraktor.
“Yang jelas saya masih menunggu sisa upah saya yang belum dibayar sepenuhnya. Katanya sih minggu-minggu ini mau dilunasi,” tandasnya. (Dra)