Institut Teknologi Indonesia (ITI) Institut Teknologi Indonesia (ITI) tengah bersinergi dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), salah satunya dalam mengembangkan Bunga Anggrek sebagai maskot Kota Tangsel.
Rektor ITI, Isnuwardianto menyatakan kesiapannya dalam mengembangkan anggrek. Anggrek yang menjadi maskot Kota Tangsel harus dikembangkan melalui rekayasa teknologi guna menemukan varietas baru. “Kerjasama yang dilakukan bersama Pemkot Tangsel agar ITI mengembangkan tanaman anggrek dan sebagai dan lebih memantabkan bahwa anggrek ini sebagai maskot milik Kota Tangsel,” ujarnya di Kampus ITI, Setu, Selasa (13/4/2016).
Ia juga mengatakan, anggrek yang dijadikan maskot Kota Tangsel bukan jenis anggrek asli yang berasal dari Kota Tangsel. “Maka dari itu, kewajiban kami untuk melakukan riset dalam mengembangkan anggrek dan menciptakan anggrek jenis baru dan anggrek itu asli dari Kota Tangsel melalui rekayasa yang ITI lakukan,” tambahnya ditemui seusai kuliah umum bersama Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Muhammad Nasir di Aula Bakrie, ITI.
Lebih lanjut, dijelaskan Isnuwadianto saat ini pihaknya juga tengah bersinergi dengan Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) dalam mengembangkan Science & Technology Park (STP).
Pengembangan STP sebagai aksi nyata kepada pemerintah pusat, daerah, atau pun masyarakat melalui riset yang dikembangkan. “Ini kami lakukan sebagai langkah awal dalam menjalankan program kerja tahun 2015 – 2020, dan untuk turut serta dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat,” paparnya pada acara yang juga dihadiri Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany.
Diketahui, Science & Technology Park (STP) di Puspipek akan menjadi model STP yang dapat diduplikasi oleh daerah-daerah lain di Indonesia. Dalam nota kesepahaman antara Ristek dengan World Technopolis Association (WTA), disebutkan bahwa WTA akan mendorong dan mendukung terbentuknya Indonesia Science & Technology Park (I-STP) dalam hal pengadaan fisik dan peralatan. Selain itu, mempromosikan dan mengajak hi-tech ventures firm dari negara-negara anggota WTA untuk menjadi ”tenant” di I-STP, serta bantuan teknis dan manajemen. WTA juga akan membantu pembiayaan untuk pembuatan master plan dan capacity building.
Menristek RI, Muhammad Nasir ketika memberikan kuliah umum menjelaskan ITI harus juga meningkatkan konsentrasi dalam hal pengembangan teknologi engineering, sehingga dalam rangka pembangunan bagi kemajuan negara sumber daya manusia Indonesia dapat lebih unggul. “Secara nyata ITI berfokus pada hal kemajuan teknologi dan engineeringnya, swhingga ke depan lulusan ITI banyak memberikan sumbangsihnya dalam pembangunan dan kemajuan nasional,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu pula ITI memamerkan hasil karya unggulannya sepeti inkubator dan biodiesel sebagai alternatif energi terbarukan. (Bar)