
Pakar teknologi Indonesia, Ilham Akbar Habibie merespon sekaligus meluruskan program kota Tangerang Selatan (Tangsel) menuju Smart City. Bagi Ilham, Tangsel memiliki potensi Geo-strategis yang harus dikembangkan melalui program Smart City.
Namun, sebelum menggelorakan tagline Smart City, masyarakat harus memahami substansi dari Smart City terlebih dahulu. “Jangan sampai kita terkecoh dengan makna Smart City. Banyak contoh kota atau kabupaten yang menggemakan Smart City, tapi makna hakiki dari Smart City sama sekali tidak terealisasi,” ungkapnya saat menghadiri Stadium Generale di Puspitek, Serpong, Jumat (29/3/2016).
Menurut Ilham, Smart City yang nge-hits di kota atau kabupaten, lebih menekankan penggunaan teknologi sebagai upaya mempermudah kerja pemerintahan. Contohnya, monitoring lalu lintas, pompa air, bendungan, atau yang lainnya.
“Pada prakteknya, Smart City lebih ke arah monitoring. Sehingga kerja pemerintah lebih mudah. Padahal Smart City itu seharusnya citizen-nya yang di-smart-kan bukan hanya pemerintahnya yang smart,” jelasnya.
Ilham memperluas makna Smart City ke arah upaya pencerdasan masyarakat. Kategori Smart Citizen atau masyarakat cerdas bisa dilihat dari kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakatnya.
“Percuma kalau pemerintahnya menerapkan Smart City dalam menunjang kinerjanya, tapi masyarakatnya tidak memperoleh pendidikan yang baik, lapangan pekerjaan yang layak, dana pensiun, dan lainnya. Jadi, Smart City itu sebenarnya memiliki arti penggunaan teknologi untuk memperbaiki kualitas hidup, baik kualitas hidup pemerintah atau masyarakat luas,” pungkas putra BJ Habibie itu. (Muf)