Beberapa hari yang lalu, ramai diperbincangkan terkait lukisan yang memuat foto tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) Dipa Nusantara Aidit (DN Aidit) di Terminal 3 New Bandara Soekarno-Hatta.
Menanggapi hal tersebut, Head of Corporate Secretary and Legal PT Angkasa Pura II, Agus Haryadi menjelaskan, bahwa pihaknya menyediakan panggung untuk para seniman untuk memamerkan karya seninya.
“Jadi gini, kita punya niat yang baik, pertama banyak pelukis Indonesia yang sebenarnya punya bakat. Di luar negeri mereka sangat dihargai. Diberikan ruang, kesempatan, tapi di Indonesia hal tersebut sangat kurang,” kata Agus kepada tangerangonline.id di Terminal 3 New Bandara Soetta, Senin (15/8/2016).
“Nah, kita ini punya panggung Terminal 3. Yang saya kira semua orang seyogyanya akan berbangga dengan panggung besar ini, kita berikan juga mereka para seniman memamerkan karya mereka,” sambungnya.
Selain wajah DN Aidit, lukisan yang merupakan karya Galam Zulkifli itu juga memuat wajah Kartosuwiryo, Kahar Muzakkar, Amir Sarifudin dan masih banyak lagi yang dianggap bukan pahlawan.
“Ada 400 gambar tokoh di sana dengan tokoh yang paling dominan adalah gambar proklamator kita, Soekarno dan Muhammad Hatta,” bebernya.
Menurutnya, lukisan tersebut untuk mencerminkan atau menggambarkan terbentuknya bangsa Indonesia. “Jadi Indonesia itu tidak terbentuk tiba-tiba seperti sekarang ini, ada proses panjang melalui pertarungan ideologi dan lain sebagainya,” ujarnya.
Pemilihan jenis lukisannya sendiri itu lanjut Agus, pihaknya minta bantuan kepada kurator yang menyeleksi lukisan mana yang layak untuk kemudian ditampilkan.
“Kalau kemudian ada foto dari Aidit, menurut penjelasan dari kurator, ini merupakan bagian dari sejarah kita yang pernah kita lalui. Dan tidak ada maksud apapun dari pelukis untuk kemudian memasukkan pesan, apalagi ada maksud untuk menghidupkan paham-paham yang lama,” jelasnya.
Lukisan yang terdapat gambar wajah tokoh pahlawan dan pemberontak tersebut kini sudah diturunkan. (Rmt)
