Home Berita CISSReC Sarankan Pemerintah Edukasi Keamanan Siber Untuk Masyarakat

CISSReC Sarankan Pemerintah Edukasi Keamanan Siber Untuk Masyarakat

0

Privasi dalam kehidupan sehari-hari adalah sesuatu yang biasa dilakukan, namun tidak demikian halnya saat beraktifitas melalui internet.

Tanpa disadari, saat menjelajah web, chatting, bahkan FTP atau Files Transfer Protocol sekalipun, sebagian kecil identitas diri pribadi dapat diketahui oleh pengelola service yang bersangkutan atau orang lain.

Banyak alasan seseorang harus menjaga identitas di internet.Mungkin seorang aktivis, yang ingin menyampaikan pendapat tanpa takut diintimidasi oleh pihak manapun hanya karena identitas tersebut tidak ingin diketahui orang lain.

Communication & Information System Security Research Center ( CISSReC) melakukan survei dalam dua hal yakni kepuasan publik terhadap privasi keamanan internet dan kesadaran masyarakat akan keamanan informasi.

Peneliti CISSReC, Ade Irma, menjelaskan, bahwa metode penelitian yang dilakukan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 400 responden dengan margin of eror sekitar 3,5 persen pada tingkat kepuasan 95 persen.

Survei dilakukan di sembilan kota yakni di DKI Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Makassar dan Bali.

Chairman CISSReC, Pratama Persadha, mengatakan, dari hasil survey ditemukan bahwa kesadaran akan pentingnya privasi tidak diikuti dengan keinginan untuk menjaga privasi di aplikasi atau layanan online ( backup data atau mengganti pasword secara berkala).

Kesadaran akan pentingnya privasi tidak diikuti dengan keinginan untuk mengetahui regulasi yang mengatur data pribadi, ” kata Pratama Perkasa, dalam jumpa pers dan buka bersama media massa, di Jakarta, Rabu ( 14/06/17)

Ketidakyakinan terhadap SMS atau internet banking atau e-commerce di Indonesia tidak diikuti dengan upaya untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan terhadap data pribadi.

Belum munculnya kesadaran untuk melindungi privasi terjadi karena pengguna belum mengalami penyalahgunaan data-data yang bersifat pribadi pada aplikasi atau layanan online.

Dari survei yang dilakukan CISSReC, dari 57 persen responden menjawab tidak yakin dengan keamanan SMS/Internet banking di Indonesia.Hanya 43 persen responden yang menjawab yakin dengan keamanan SMS/ Internet banking di Indonesia.

Saat ini ATM di Indonesia sebagian besar memakai Windows XP yang sangat tidak aman karena sudah tidak didukung keamanannya oleh Microsoft.Dari 400 responden yang mengetahui hanya 25 persen  dan 75 persen menjawab tidak mengetahui hal ini.

Penggunaan mobile banking terbilang cukup tinggi di Indonesia.Dari responden yang diwawancarai, ada 49 persen responden menjawab menggunakan mobile banking dan 37 persen menjawab menggunakan internet banking. Kemudian 28 persen responden menggunakan selain SMS atau mobile banking dan internet banking.

Menurut Pratama Persadha, saat peristiwa luar biasa oleh Ransomware Wannacry lalu, hanya 33 persen yang mengikuti anjuran Kemenkominfo untuk melakukan setting PC dan Laptop Windows, sementara 67 persen tidak.

CISSReC menyarankan kepada pemerintah melalui Badan Siber dan Sandi Negara agar wajib mendorong edukasi keamanan siber masyarakat.

“Karena dikota besar kesadaran akan resiko keamanan siber ada, namun belum diikuti dengan langkah-langkah preventif oleh masyarakat itu sendiri, ” ujar Pratama.

Pemerintah, lanjut Pratama, melalui BSSN harus melakukan upaya standarisasi keamanan siber,khususnya bagi instansi negara, perbankan dan sektor strategis lainnya di tanah air, guna memastikan keamanan bagi masyarakat.

“Perlu adanya pendekatan kultural dengan memasukkan pendidikan keamanan siber sejak dini,” pungkasnya. (Mrz)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here