Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tangerang 2018 terus diwarnai dengan loby-loby politik oleh berbagai partai politik (parpol). Kali ini yang ditengarai intens melakukan loby politik adalah Partai Golkar.
Untuk memenangkan pertarungan di Pilkada Kota Tangerang 2018, partai berlogo pohon beringin tersebut tidak mau kehilangan momentum lima tahunan tersebut, yakni melakukan komunikasi dengan petahana Arief R Wismansyah.
Langkah Partai Golkar yang kini membangun kembali komunikasi politik dengan petahana walikota Arief disebut sebagai langkah kegamangan dalam menyikapi keputusan yang telah dibuat sendiri. Pasalnya, keputusan partai Golkar yang telah merekomedasikan Sachrudin sebagai calon walikota/wakil walikota kini menjadi bumerang buat mereka sendiri bahkan bertentangan dengan hati nurani mereka sendiri.
Demikian itu menurut Pengamat Politik dan Pemerintahan Indonesia, Hasanudin Bije yang kini aktif dalam sebuah lembaga kajian pemerintahan Indonesia.
Menuru Bije, ada dua hal yang menarik dari Partai Golkar saat ini yakni Pertama Arief menyambut dengan baik dan sangat menghargai keputusan partai Golkar yang mengusung Sachrudin sebagai calon walikota, bahkan Arief telah menyikapi dengan bijak dengan mempersilahkan Sachrudin untuk melakukan loby-loby politik.
Kedua, disisi lain Partai Golkar saat ini melihat tidak punya kemampuan untuk melawan incumbent Arief yang makin hari makin kuat diliat dari sisi hasil survei maupun dukungan partai politik yg makin menguat.
Pernyataan Arief, kata Bije, bahwa dia senang dan menghargai Partai Golkar yang telah merekomendasikan Sachrudin sebagai calon walikota, seharusnya bisa dimaknai sebagai kedewasaan dalam berpolitik, walaupun sesungguhnya dinamika politik sangat dinamis, tapi lontaran doa dan dukungan atas pencalonan Sachrudin sebagai Bakal Calon Walikota Tangerang mesti dimaknai oleh Partai Golkar adalah sebuah kesiapan Arief dalam menghadapi Pilkada 2018 tanpa dukungan dari Partai Golkar.
“Saya melihat sikap arief semakin tegas untuk tidak lagi berpasangan dengan Sachrudin setelah tiga kali Sachrudin melakukan langkah yang kontradiktif , Pertama, saat Sahrudin bersama rombongan Golkarnya mendaftar diri di PDIP. Kedua, rekomendasi DPP Golkar yang mengusulkan Sahrudin sebagai Calon Walikota / Wakil Walikota Tangerang,” kata Bije.
Ketiga, DPD Golkar malah mengambil keputusan rapat menetapkan Sahrudin maju sebagai Walikota Tangerang. Bahkan Ketua Harian Golkar mensosialisasikannya melalui media sosial.
“Dari ketiga persoalan itulah yang kemudian Arief mengganggap bahwa Golkar dan Sachrudin memang sulit dipegang dalam sebuah ikatan kerjasama politik,” pungkasnya.
Melihat kondisi seperti ini, Bije menegaskan, jika sekarang masih ada pihak dari Golkar yang berusaha menyatukan kembali Sahrudin dengan Arief, maka bisa dikatakan sia-sia.
“Akan lebih baik jika Partai Golkar harus segera cari teman koalisi untuk meneruskan keputusannya tentang Sachrudin sebagai calon Walikota. Atau dukung saja Arief sebagai calon Walikota tanpa harus menyodorkan pigur wakil dari Partai Golkar, seperti yang direkomendasikan oleh Demokrat, PPP, Hanura dan mungkin akan muncul partai-partai lain yg akan mengeluarkan rekomendasi ke pada Arief tanpa menyodorkan wakil,” tukasnya. (Nji)