Petugas Imigrasi Kelas I Khusus Soekarno-Hatta mengamankan 5 WNA di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta). Kelima WNA tersebut diamankan lantaran diduga merupakan sindikat penyelundupan manusia.
Dari kelima WNA tersebut, 2 diantaranya merupakan WN Malaysia yang masing-masing berinisial SRP dan RU. Sementara 3 lainnya merupakan WN Srilanka dengan inisial MPS, TM dan MS.
SRP dan WN datang ke Indonesia menggunakan pesawat Asiana Airlines QZ726, pada Sabtu (23/9) lalu. Sementara MPS, TM dan MS, diamankan pada Kamis (28/9), mereka datang menggunakan pesawat Etihad EY-471.
“Ini sudah trend penyelundupan manusia ke Indonesia, dan penyelundupan ini melibatkan sindikat Internasional. Ini kecermatan anggota kami di lapangan, ada 5 paspor Malaysia 3 diantaranya digunakan oleh WN Srilanka. Saya mereka adalah Eropa,” kata Kepala Kantor Imigrasi Bandara Soetta , Enang Syamsi kepada wartawan di kantornya, Senin (9/10/2017).
Enang menjelaskan, ketiga WN Srilanka itu datang ke Indonesia menggunakan Paspor Negara Malaysia yang bukan miliknya.
“Ketiga WN Srilanka tersebut berangkat dari Srilanka menggunakan paspor asli miliknya menuju Malaysia. Kemudian dari Malaysia, mereka menggunakan paspor Negara Malaysia untuk datang ke Indonesia. Mereka ini korban sekaligus pelaku karena memiliki niat,” ungkapnya.
Paspor Malaysia yang digunakan tersebut lanjut Enang, merupakan paspor asli yang pemiliknya sudah melaporkan kehilangan paspor.
“Paspor sudah disiapkan di Malaysia, mereka mencari wajah korban dengan yang ada di paspor yang mempunyai kemiripan,” paparnya.
“Jadi, paspor yang digunakan oleh sindikat ini adalah paspor WN Malaysia yang dilaporkan hilang. Mereka mencari kemiripan wajah pemilik paspor dengan calon korban. Dari paspor asli atau palsu tersebut kurir (2 WN Malaysia) dapat upah USD 2.000,” paparnya.
Adapun tujuan sindikat ini adalah ke Eropa, Indonesia dijadikan sebagai negara transit karena dianggap lebih mudah untuk bepergian ke Eropa.
“Karena Indonesia merupakan jalur alternatif dan banyak penerbangan ke Eropa menggunakan penerbangan murah dan dijadikan sebagai negara singgah lalu,” ujarnya.
Enang menyatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan pengembangan untuk mengungkap sindikat penyelundupan manusia tersebut.
“Kami bekerjasama dengan Kepolisian untuk mengembangkan dan mengungkap jaringan internasional ini,” pungkasnya. (Rmt)