Beranda Berita Sistem Penanganan Banjir di Kota Tangerang Menuju Kota Layak Huni

Sistem Penanganan Banjir di Kota Tangerang Menuju Kota Layak Huni

0

Kota Tangerang menjadi salah satu daerah favorit bagi masyarakat dari luar daerah untuk tempat tinggal maupun berinvestasi.

Iklim investasi yang berkembang pesat, kesehatan dan pendidikan terjamin dan terjangkau serta infrastruktur memadai menjadi salah satu faktor pertumbuhan penduduk Kota Tangerang terus meningkat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kota Tangerang, pertumbuhan penduduk mengalami kenaikan dari 75,87 pada tahun 2014 menjadi 76.08 di tahun 2015.

Begitu pula Angka harapan hidup dari 71.09 menjadi 71,29 pada tahun 2015. Sedangkan untuk jumlah penduduk per tahun 2015 yakni tercatat 2.047.105 jiwa dari tahun sebelumnya yaitu 1.999.894 jiwa. Hal ini menunjukkan jika Kota Tangerang merupakan sebagai kota yang layak huni.

IPM : 75,87 menjadi 76.08
Jumlah penduduk : 1.999.894 jiwa menjadi 2.047.105 jiwa

Walikota Tangerang Arief R Wismansyah mengungkapkan, laju pertumbuhan penduduk tersebut juga membawa dampak pada perubahan tata guna lahan, berkurangnya daerah resapan air serta peningkatan jumlah timbulan sampah.

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya penanganan yang komperehensif, terutama terkait pengelolaan Sumber Daya Air. Penanganan ini agar pasokan air bersih sebagai kebutuhan utama terpenuni dan aliran air saat hujan pun tak tersumbat.

Sedangkan khusus terkait penanganan banjir, Pemkot pun telah membuat skenario skala besar yang masuk dalam program jangka panjang dengan membagi pekerjaan menjadi tiga bagian yakni Barat, Tengah dan Timur.

Keberadaan kali dan sungai yang selama ini menjadi penyebab banjir lantaran meluap saat hujan pun telah diatasi dengan proses normalisasi, penurapan hingga pengerukan.
Lokasi Normalisasi/Rehabilitasi/Penurapan, yaitu:
1. Kali Ledug
2. Kali Sabi
3. Sungai Cisadane
4. Sungai cirarab
5. Kali Angke

Dengan upaya itu, Pemerintah Kota Tangerang sejak tahun 2013 hingga saat ini mampu mengurangi bahkan menghilangkan beberapa titik banjir serta genangan di pemukiman maupun jalan raya.

Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, titik banjir Kota Tangerang pada tahun 2017 ada 16 lokasi dan tersebar di beberapa wilayah keamatan. Luas genangan dari setiap lokasi pun bervariasi yakni mulai dari 0,14 hektar di Cibodas paling rendah hingga 53,02 hektar paling besar di Puri Kartika.

“Mengatasi banjir memang tidak bisa dilaksanakan secara cepat dan sepihak. Namun harus melibatkan semua elemen termasuk membangun kesadaran warga dalam menjaga lingkungan seperti tak membuang sampah sembarangan atau limbah lainnya. Pemkot pun sudah membuat skema penanganan banjir yang hingga kini terus dikerjakan,” ujar Walikota belum lama ini.

Cara lainnya dalam pengendalian banjir adalah dengan membuat sistem drainase perkotaan.

Hal ini bertujuan agar aliran air di pemukiman bisa mengalir menuju kali atau sungai.

Kepala Dinas PUPR, Nana Trisyana mengatakan, pembangunan drainase saat ini dilakukan di pemukiman warga bertujuan untuk mengendalikan air hujan agar drainase tidak meluap dan terjadi bencana banjir.

Selanjutnya, drainase yang tidak meluap hingga menyebabkan jalan pun tak akan rusak. Sebab, drainase juga berfungsi mengendalikan erosi tanah dan kelebihan air di suatu kawasan.

Data Pembangunan Drainase
2014 : 98 Ruas ( 21,929.60 M’)
2015 : 163 Ruas (44.300.00 M’)
2016 : 472 Ruas (90.941.00 M’)
2017 : 419 Ruas (78.104.00 M’)

“Upaya pengendalian banjir lainnya adalah dengan membuat drainase. Pemkot setiap tahunnya terus meningkatkan pembangunan drainase dengan melibatkan peran warga sebagai perencana, pelaksana hingga pengawas. Sehingga, warga akan merasa memiliki untuk merawat dari hasil pembangunan yang dilaksanakan,” ujarnya. (Adv)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini