Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberi tanggapan, atas surat Ahmad Dani yang dikirimkan kepadanya. Ryamizard mengaku memang memiliki hubungan dekat dengan siapapun, termasuk Ahmad Dhani.
“Saya dekat semua. Jadi sesama anak bangsa kita harus dekat. Saya tuh tidak ada musuh. Musuh saya hanya satu, musuh negara. Musuh negara itu adalah musuh saya,” kata Ryamizard di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, (27/2/19).
Kedekatan Menhan Ryamizard Ryacudu dengan pentolan band Dewa19 itu terjadi saat masih menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Saat itu Ryamizard, meminta Ahmad Dhani melakukan konser di Aceh. Wilayah Aceh saat itu masih rawan dengan keberadaan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Menurut Menhan Ryamizard, Ahmad Dhani melakukan upaya Bela Negara melalui musiknya.
“Supaya kerahkan NKRI harga mati, macam-macam. Dengan musik dia menyuarakan masalah Bela Negaralah, kayak gitu,” terangnya.
Namun begitu, Menhan Ryamizard Ryacudu, mengaku, tidak ingin mengintervensi masalah hukum yang menjerat Ahmad Dhani saat ini.
Kini, Ahmad Dhani ditahan di Rutan Medaeng, Surabaya, Jawa Timur. Ia menjadi terdakwa kasus ujaran kebencian. Surat untuk Ryamizard itu adalah surat ketiga yang diungkap Ahmad Dhani ke media. Isinya curhatan punggawa grup band Dewa atas kasus yang menjeratnya.
Dalam suratnya kepada Ryamizard Ryacudu, Ahmad Dhani curhat bahwa vonis hakim bahwa dirinya penyebar ujaran kebencian berdasarkan suku, agama dan ras antar golongan tidak benar.
Dalam surat itu, Dhani menyebut dirinya korban. “Apakah saya ‘korban perang total’ seperti yang dikabarkan Jenderal Moeldoko? Mudah-mudahan bukan.” katanya.
Berikut kutipan surat Ahmad Dani pada Selasa, 26 Februari 2019, Dhani menulis surat untuk Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Surat kepada Jenderal Ryamizard Ryacudu
Siap jenderal, lapor Saya divonis Hakim PN sebagai pengujar kebencian berdasarkan SARA
Saya divonis ‘Anti China’.Saya divonis ‘anti kristen’
Kakanda Jenderal pasti tidak percaya bahwa saya anti China dan anti Kristen
Apalagi saudara saya yang nasrani dan partner bisnis saya yang kebanyakan Tionghoa.Tapi kenyataannya saya divonis begitu
Kakanda, kakanda jenderal adalah saksi hidup bagaimana ‘darah NKRI’ saya bergelora.Saat kakanda adalah Kepala Staf AD pada tahun 2003
Kakanda perintahkan Band Dewa 19 untuk memberi semangat warga Aceh untuk tetap setia kepada NKRI
Di atas tank, kami konvosi keliling kota Aceh.Bisa saja GAM menembaki saat itu
Tapi kami tetap teriakkan ‘NKRI Harga Mati’
Kalo sekadar ngomong SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA’ itu tidak sulit jenderal
Tapi kami nyanyikan Indonesia Pusaka di daerah operasi militer Aceh
Saat itu banyak kaum ‘separatis’ yang siap mendekat dan menembaki kami kapan saja
Tapi sekarang situasinya aneh jenderal
Setelah saya mengajukan upaya banding, saya malah ditahan 30 hari oleh Pengadilan Tinggi
Di hari yang sama keluar penetapan baru dari Pengadilan Tinggi yang akhirnya saya ‘ditahan’ karena menjalani sidang atas perkara yang seharusnya tidak ditahan (karena ancaman hukumannya di bawah 4 tahun)
Jangan salah paham jenderal,Saya tidak sedang bercerita soal ‘keadaan saya’ tapi saya sedang melaporkan ‘situasi politik’ negara kita
Apakah saya ‘korban perang total’ seperti yg dikabarkan Jenderal Moeldoko?
Mudah-mudahan bukan.Tapi di penjara, saya merasakan ‘tekanan’ yang luar biasa
Demikianlah kakanda jenderal, saya melaporkan dari sel penjara politik
Ahmad Dhani
Kangen Sop Buntut buatan Nyonya Ryamizard Ryacudu
Rutan Medaeng
Ada banyak surat Ahmad Dani yang dibuat, dari balik jeruji. Surat ini adalah surat yang teranyar.(MRZ)