Hujan dengan intensitas menengah hingga tinggi diprediksi masih mengguyur wilayah Banten dan DKI Jakarta hingga 10 hari ke depan.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan (Tangsel), Yanuar Henry Pribadi menjabarkan, awal musim kemarau Tahun 2019 wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta diprakirakan akan terjadi dimulai awal hingga pertengahan April yaitu di wilayah Jakarta bagian utara, Tangerang bagian utara hingga Serang bagian utara. Kemudian diikuti pada bulan Juni dan Juli di wilayah lainnya.
“Menjelang memasuki peralihan musim dari musim hujan menuju kemarau perlu diwaspadai terjadinya hujan dengan intensitas lebat dalam waktu singkat yang di sertai potensi petir dan angin kencang,” terangnya saat dihubungi via pesan singkat, Kamis (11/4/2019).
Ia menambahkan, berdasarkan pantauan, pada bulan Maret 2019 tercatat kejadian cuaca ekstrim di beberapa tempat, antara lain di wilayah Jakarta yaitu di Tanjung Priok tercatat hujan yaitu 130 mm/hari pada tanggal 5 Maret, di wilayah Banten pada tanggal 20 Maret antara lain yaitu di wilayah Kabupaten Serang yaitu di Padarincang sebesar 131 mm/hari, wilayah Kab Pandeglang yaitu di Cihara sebesar 111 mm/hari, dan wilayah Kabupaten Lebak yaitu di Pulosari sebesar 130 mm/hari.
“Per 11 April 2019 ada kondisi penurunan curah hujan antara tanggal 1 hingga 10 April 2019 dengan beberapa wilayah sudah tidak hujan selama antara 11 sampai dengan 20 hari yaitu di wilayah selatan Kabuoaten Lebak,” jelasnya.
Yanuar memprediksi, hujan antara tanggal 11 hingga 20 April 2019 masuk dalam kategori kriteria menengah yaitu 75-100 mm akumulasi per sepuluh hari.
“Kami prediksi masih terdapat peluang hujan tinggi antara 150-300 mm akumulasi per sepuluh hari dengan peluang yang cukup rendah terjadi antara 10-30% yaitu di wilayah Kabupaten Lebak,” lanjutnya.
Mengantisipasi kondisi ini, Yanuar mengimbau kepada masyarakat agar dalam masa peralihan musim tersebut masih terdapat potensi hujan lebat disertai angin kencang.
“Agar saat hujan lebat disertai angin kencang tidak berlindung di bawah pohon yang besar serta melakukan pembersihan gorong-gorong agar aliran air saat hujan tidak terhambat dan menghindari agar tidak terjadi genangan,” pungkasnya. (vin)