Beranda Bandara Kementan Ajak Provinsi Banten Genjot Potensi Ekspor Komoditas Pertanian

Kementan Ajak Provinsi Banten Genjot Potensi Ekspor Komoditas Pertanian

0

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk mengajak Provinsi Banten genjot potensi ekspor komoditas dan produk hasil pertanian.

Menurut Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, Provinsi Banten memiliki sejumlah fasilitas yang sangat menguntungkan untuk melakukan kegiatan ekspor komoditas pertanian.

“Banten itu luar biasa, Provinsi dengan fasilitas perdagangan yang strategis, punya 2 pintu ekspor yang besar yaitu bandara Soetta dan pelabuhan Cilegon yang berdekatan dengan pelabuhan Internasional Tanjung Priok. ” ujar Ali Jamil, saat membuka acara FGD Swiss-belhotel, Tangerang, Jumat (26/4/2019).

Lebih lanjut Jamil menjelaskan, hal ini dilakukan untuk membangun sinergisitas dan kesamaan sikap antara Pemerintah Daerah dan Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian.

“Kami sangat berharap semua pihak ikut berperan aktif untuk mendukung dan mendorong dalam upaya ekspor produk pertanian unggulan asal Propinsi Banten ini,” katanya.

Sementara, Kepala Karantina Pertanian Soekarno-Hatta, Imam Djayadi menyebutkan, dari data sistem otomasi IQFAST, selama tahun 2018 data layanan sertifikasi kesehatan produk pertanian di wilayah kerjanya mencapai 2.254 kali dengan nilai ekspornya setara dengan Rp 1,26 triliun.

Imam menyebut, komoditas pertanian tersebut tidak hanya berasal dari propinsi Banten, namun juga berasal dari Propinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta. Komoditas pertanian unggulan asal Provinsi Banten yang telah memasuki pasar ekspor adalah Sarang Burung Walet, Manggis, Bibit Krisan, Ular Jali, Bunga Melati, Buncis, Duck Down Jacket, Gigi Taring Babi, Mangga, Rambutan, dan Bibit Tanaman Hias.

“Sebagai salah satu tempat pengeluaran yang terbanyak baik dari sisi jumlah dan jenis, maka penerapan percepatan layanan karantina baik berupa inline inspection maupun layanan prioritas telah diterapkan di Karantina Pertanian Soekarno Hatta. Penguatan sistem perkarantinaan menjadi hal yang mutlak diterapkan guna mendorong percepatan ekspor,” kata Imam.

Pada kesempatan FGD yang dihadiri oleh seluruh jajaran instansti terkait yang tergabung dalam Komunitas Bandara Soekarno Hatta (Kombata), dinas pertanian dan peternakan Provinsi Banten, kelompok tani dan para eksportir ini juga dilakukan pelepasan ekspor 11 komoditas pertanian ke manca negara. Pelepasan ditandai dengan penyerahan Phytosanitary Certificate (PC) kepada 11 pelaku usaha.

“Ada 7 jenis komoditas ekspor yang dilepas Karantina Soetta selama dua hari ini, yaitu bibit anggreak Phalenopsis, buah manggis, daun pakis, kultur jaringan tanaman hias, stek tanaman hias, sarang burung walet dan vaksin dengan total nilai mencapai 22 milyar rupiah,” tambah Jamil.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid dan juga melepas ekspor dalam acara tersebut mengapresiasi upaya Kementan lewat Barantan dan akan ditindaklanjuti dengan melakukan koordinasi internal dan eksternal.

“Terlebih Banten dengan fasilitas 2 tempat pengeluaran internasional menjadikan Propinsi ini sebagai pusat perdagangan internasional, katanya.

Untuk mendukung upaya pemerintah Provinsi Banten dalam upaya tersebut, Jamil juga memberikan aplikasi I-MACE (Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports) kepada pemerintah daerah Provinsi Banten.

Adapun tujuan aplikasi tersebut adalah memudahkan pemerintah daerah dalam memantau potensi pertanian yang ada di daerahnya agar dapat dikembangkan lebih baik.

“Ini semua berisi data potensi pertanian, update secara real time termasuk keterangan asal daerah dan tujuan negara ekspornya,” pungkas Jamil. (Rmt)