Home Bandara Kemenhub Dorong Operator Wujudkan Fasilitas Transportasi Yang Ramah Bagi Penyandang Disabilitas

Kemenhub Dorong Operator Wujudkan Fasilitas Transportasi Yang Ramah Bagi Penyandang Disabilitas

0

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), BUMD dan swasta yang bergerak di bidang transportasi berkomitmen menyediakan pelayanan sarana dan prasarana transportasi berkelanjutan yang ramah disabilitas.

Mereka diantaranya, Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, Garuda Indonesia, Lion Air Group, Primajasa, Pelindo, Transjakarta, KAI, Kereta Commuter Indonesia, Damri, PPD, Jasa Marga, MRT, Railink, ASDP, Pelni dan Blue Bird.

Penandatanganan komitmen pelayanan transportasi ramah disabilitas dilakukan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Rabu (11/9/2019).

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Perhubungan, Umiyatun Hayati Triastuti mengatakan, penandatanganan komitmen tersebut merupakan tahapan awal untuk meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana transportasi ramah terhadap penyandang disabilitas.

“Kalau sekarang zamannya tidak cukup hanya bicara jumlah tetapi kualitas yang berkeadilan, karena kita bicara masalah kebutuhan khusus untuk disabilitas. Berarti bicara pembangunan yang berkelanjutan itu, juga harus inklusif,” kata Umiyatun usai penandatanganan komitmen transportasi ramah Disabilitas, di Bandara Soetta, Tangerang, Rabu (11/9/2019).

Dijelaskannya, apabila perusahaan atau operator penyedia jasa layanan transportasi yang tidak ikut berkomitmen, akan diberi sanksi. Langkah pembinaan pun akan dilakukan oleh pihaknya terhadap operator yang tidak melaksanakan komitmen tersebut.

“Sanksinya bermacam-macam dan salah satunya adalah sanksi sosial, sebab komitmen tersebut juga sudah diumumkan ke publik,” tuturnya.

“Tadi disampaikan, harapan disabilitas jangan hanya seremonial tetapi kita wujudkan langkah-langkah nyata. Kita akan tagih nanti dari operator dari teman-teman dalam rencana kedepan, harus mulai memasukan unsur-unsur layanan disabilitas terutama dibidang transportasi,” jelasnya.

Dikesempatan yang sama, Direktur Operasi dan Pelayanan PT Angkasa Pura II, Ituk Herarindri mengungkapkan, sebagai operator 16 bandara di pihaknya siap mendukung program Kemenhub tersebut.

Bahkan PT Angkasa Pura II telah mempersiapkan program bandara yang ramah Disabilitas, dengan customer experience untuk Disabilitas.

“Terkait rekrutmen pekerja Disabilitas di bandara sedang dalam proses, mudah-mudahan nanti kita akan temui para Disabilitas yang bekerja di bandara. Rekrutmen pertama untuk posisi Digital Lounge atau Information Desk, dan nanti kami akan koordinasikan kembali dengan Kemenhub,” ujar Ituk.

Ituk menambahkan, dari semua kategori Disabilitas pihaknya akan menyesuaikan posisi para Disabilitas yang nantinya direkrut untuk bekerja di Bandara.

“Nanti disesuaikan dengan kebutuhan di perusahaan karena sekarang sedang dalam proses,” ucap Ituk.

Sementara, Cucu Saidah, salah satu penyandang disabilitas yang hadir mengaku mengapresiasi langkah Kemenhub tersebut. Menurutnya, komitmen tersebut memberikan kepastian layanan transportasi yang ramah bagi mereka yang berkebutuhan khusus.

“Komitmen ini momen yang sangat baik sekali bisa dibilang ini adalah legasinya kemenhub tahun ini. Dimana ini sebagai awalan janji dari operator yang menandatangi yang menyetujui untuk menyediakan fasilitas transportasi publik yang ramah disabilitasi,” kata Cucu.

Menurut Cucu, dirinya juga telah merasakan adanya peningkatan layanan transportasi publik yang ramah disabilitas,

“Sebetulnya beberapa tahun terakhir ini untuk layanan transportasi publik mulai banyak perubahan, saya mengapresiasi atas segala perubahan perubahan yang ada di pt Transjakarta, Kereta Commuter Indonesia, perkeretaapaian. Kemudian perhubungan udara misalnya maskapai sudah jauh lebih baik tetapi mungkin lebih ditingkatkan lagi,” ucap Cucu.

Kendati demikian, Cucu berharap implementasi dan pengawasan program tersebut dapat berjalan dengan baik. Terlebih dalam proses perbaikan layanan baik sarana dan prasarana dapat melibatkan penyandang disabilitas.

“Yang terpenting sebetulnya adalah di setiap operator di perusahaan bumn itu sebaiknya ada expert disabilitas yang memastikan aksesibilitas disitu, jadi misalnya penerimaan pegawai itu kami apresiasi,” tuturnya. (Rmt)