Komunitas para pedagang pasar Kronjo, menggelar musyawarah adanya rencana revitalisasi Pasar Kronjo. Namun para pedagang menginginkan harga kios lima juta rupiah permeter dan ini harga mati. Musyawarah digelar diblok A, Desa Pasilian, Kecamatan Kronjo, Selasa (19/11/2019).
H.Sapuri, Wakil Ketua Paguyuban Pasar Kronjo mengatakan, pertemuan para pedagang pasar kronjo ini dalam rangka menyelaraskan dan kesepakatan harga kios dan kios pedagang kaki lima (PKL).
“Kami menolak harga yang di ajukan pihak PD Pasar, dan itu sangat memberatkan para pedagang di sini,” ujar H. Sapuri kepada awak media, Selasa (19/11).
Dia menambahkan, harga kios untuk hook dengan ukuran 3M X 3 M luas 9 Meter dengan harga 9 juta permeter, kios tengah 3M X 3M luas 9M dengan harga 9 juta permeter, sedangkan untuk pedagang kaki lima (PKL), Los Hook ukuran 2M X 2M luas 4 meter dengan harga 7,5 juta permeter, untuk los tengah 6M X 3M luas 18 meter dengan harga 6,5 juta permeter. Dan ini belum termasuk PPh atau yang lainnya.
“Jadi kami para pedagang sepakat untuk harga kios 5 Juta permeter sedangkan untuk pedagang kaki lima (PKL) 3,5 juta permeter. Dan ini kami sepakat harga mati tidak ada lagi tawar menawar,” tegasnya.
Sapuri mengungkapkan, paguyuban pedagang Pasar Kronjo sudah sepenuhnya diserahkan persoalan ini ke lembaga bantuan konsumen agar persoalan pasar di kaji ulang soal harga dan revitalisasi pasar, menurutnya ini hanya menguntungkan sepihak.
“Kami bukan menolak dan bukan anti revitalisasi, namun tolong di kaji ulang soal harga dan dampak yang lainnya,” ucapnya.
Sementara itu salah satu pedagang H. Napis mengatakan, rencana pembangunan ini belum resmi. Jangan sampai pedagang dirugikan baik dari segi harga, fasilitas dan yang lainnya.
“Kami tidak ingin para pedagang jadi korban kedua kalinya, maka kami mendorong dan sepakat langkah paguyuban untuk memperjuangkan nasib para pedagang,” tandasnya. (Sam)
