Penulis: Muhammad Rizal Saragih, S.E., M.M. (Dosen Universitas Pamulang)
Udah pada tahu ya maksud judul diatas apa?? Yang pada biasa SMS mungkin mafhum dengan simbol-simbol tadi. Tapi mungkin masih juga ada yang belum paham?? Baik-baik akan dijelaskan disini sedikit.
Diatas bukanlah kode css script, atau bahasa pemograman lainnya. Bukan pula bahasa kuno yang udah berhasil ditemukan oleh para arkeolog. Bukan pula simbol dari planet luar atau negeri antah berantah lainnya. Dan bukan pula simbol yang dipakai di jagad peperangan.
Kode diatas cuman sebuah simbol sederhana yang punya makna luar biasa. Sebuah simbol yang biasanya muncul dengan niat supaya lebih dekat atau akrab dengan lawan bicara. Simbol-simbol tadi mewakili sebuah senyuman –kalo tidak dikatakan manis-. Ya, senyuman sebuah lengkungan yang dapat meluruskan segala sesuatu.
Dulu, pada awal kali pertama punya HP. Sempat bingung metode tafsir apa yang pas buat menyingkap kode tadi. Ada SMS dari seorang akhwat dan ia menyelipkan kode berikut : ) di akhir pesan yang ia kirimkan. Perlahan setelah berjalannya waktu maka kondisi tadi udah jadi mafhum adanya.
Sampai sekarang pun, masih saja ada akhwat -terutama- dan –segelintir- ikhwan yang mengirimkan kode itu. Entah di jagad SMS, Dunia Maya, atau BBM ?? eh maaf belum punya BB : ). Nah seperti itulah kadang kode itu muncul.
Bingung juga harus kayak gimana menafsirkan kode kode tadi??
kondisi 1
Apakah harus membayangkan si pengirim tersenyum manis didepan muka saya?? Lalu saya lempar senyum yang manis pula ke dia?? Sepertinya tidak, mungkin saya yang terlalu gede rasa dalam posisi ini.
kondisi 2
Apakah dengan simbol tadi si pengirim pingin bilang “makasih ya udah bales smsnya”?? Tidak tidak rasanya ini lebih mustahil.
Lantas harus ditafsirkan apa senyum tadi??
Husnuzhon sajalah. Mungkin dia lagi mendawamkan hadits Nabi Muhammad SAW riwayat Imam Tirmizi, dan dishohihkan Ibnu Hibban :
فقال: (وتبسمك في وجه أخيك صدقة) رواه الترمذي وصححه ابن حبان
.
(Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah)
Atau dihadist yang lain riwayat Imam AL Bukhori dan Imam Muslim :
فهذا جرير -رضي الله عنه- يقول -كما في الصحيحين-: ما حَجَبني رسولُ الله -صلى الله عليه وسلم- منذُ أسملتُ، ولا رآني إلا تَبَسَّم في وجهي.
(Diriwayatkan dari Jabir dalam sahih Bukhari dan Muslim, berkata, “Sejak aku masuk Islam, Rasulullah saw tidak pernah menghindar dariku. Dan beliau tidak melihatku kecuali beliau pasti tersenyum kepadaku.)
Atau hadits lain riwayat Syaikhon dari sahabat Anas :
يقول أنس -كما في الصحيحين-: بينما الْمُسْلِمُونَ في صَلاَةِ الْفَجْرِ مِنْ يَوْمِ الإِثْنَيْنِ وَأَبُو بَكْرٍ يُصَلِّي بَهُمْ لَمْ يَفْجَأْهُمْ إِلاَّ رَسُولُ اللَّهِ –
صلى الله عليه وسلم- قَدْ كَشَفَ سِتْرَ حُجْرَةِ عَائِشَةَ، فَنَظَرَ إِلَيْهِمْ وَهُمْ فِي صُفُوفِ الصَّلاَةِ. ثُمَّ تَبَسَّمَ يَضْحَكُ!
(Anas bin Malik berkata diriwayatkan dalam sahih Bukhari dan Muslim, “Ketika kaum muslimin berada dalam shalat fajar, di hari Senin, sedangkan Abu Bakar menjadi imam mereka, ketika itu mereka dikejutkan oleh Muhammad saw. yang membuka hijab kamar Aisyah. Beliau melihat kaum muslimin sedang dalam shaf shalat, kemudian beliau tersenyum kepada mereka)
Hadits-hadits tadi jadi bukti Rasulullah SAW emang selalu, dan selalu tersenyum kepada para sahabatnya dari pihak laki-laki. Nah, gimana dengan yang shohabiyah?? -Saya pribadi dengan kapasitas ilmu yang emang sedikit belum ketemu hadits dengan tema kayak tadi-.
Menjadi sebuah tanda tanya besar GIMANA jika melempar senyum ke pihak lawan jenis?? Apa dianjurin apa nggak ?? Wa Allahu a’lam.
Tapi, kalo emang dianjurkan, maka timbul pertanyaan selanjutnya?? Lantas gimana tuh, ada sebagian saudara kita yang mewajibkan cadar tuk para muslimah?? Yang salah satu dalilnya adalah sebagai berikut.
وَلاَ يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَايُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ
“Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.” (QS. An Nur: 31)
Penjelasannya seperti ini, sebagaimana yang udah dikutip dari muslimah.or.id :
Allah melarang wanita menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasannya yang dia sembunyikan, seperti gelang kaki dan sebagainya. Hal ini karena dikhawatirkan laki-laki akan tergoda gara-gara mendengar suara gelang kakinya atau semacamnya. Maka godaan yang ditimbulkan karena memandang wajah wanita cantik, apalagi yang dirias, lebih besar dari pada sekedar mendengar suara gelang kaki wanita. Sehingga wajah wanita lebih pantas untuk ditutup untuk menghindarkan kemaksiatan. (Lihat Risalah Al-Hijab, hal 9, karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin, penerbit Darul Qasim).
Udah pada tahu juga bahwa cadar itu menutupi wajah kecuali mata. Maka dampak otomatisnya adalah senyuman manis yang tampak dari wajah mereka juga akan tertutupi. Karna sebagian saudara kita tadi memandang bahwa itu merupakan salah satu dari ujian (berat) buat laki-laki.
Ditambah juga, pernah ada Ustadz beliau berasal dari Saudi yang bilang. Khutuwat atau langkah-langkah syaithon bermula dari Nazhroh (pandangan) kemudian Ibtisamah (senyuman) kemudian Kalam (obrolan) kemudian Maw’id (janjian) kemudian terakhir Liqo (ketemuan).
Percaya atau tidak senyuman itu kan bentuknya lengkungan mirip sama busur panah. Ia bisa menghujam, menusuk ke dalam palung hati yang paling dalam. Dush, dan dampaknya akan lebih mengena sama orang yang kebetulan juga memendam berjuta rasa kepada si pengirimnya. Akan punya makna lain pastinya.
Lantas?? Gak boleh senyum?? Jadi orang jutek saja?? O gak juga.
Susah juga ya, sebagai bangsa yang dikenal ramah dan akrab. Senyum gak bisa dilepas dalam kehidupan sehari-hari. Butuh senyuman buat menghangatkan suasana. Mencairkan kebekuan. Dan lain lainnya.
Karna dalil yang secara jelas ngelarang lempar senyuman ke lawan jenis rasa-rasanya juga belum pernah lihat, dengar, dan rasakan.
Nah, disini perannya mengontrol diri tuk laki-laki ataupun perempuan terutama yang pada ngaku du’at. Karna menurut pengalaman –baik pribadi ataupun teman- biasanya kalo udah lempar lemparan senyuman -baik dunia maya atau nyata- maka si interaksi tak tahu mengapa menjadi lebih meningkat.
Lebih lebih di dunia maya. Walapun gak kenal bisa jadi akrab, bahkan meningkat jadi tahap konsultasi (curhat-curhatan maksudnya). Nah, ini dia yang kadar syubhatnya jadi melonjak. Dan udah pada tahu juga kan bahwa sebaiknya syubhat itu ditinggalkan.
Lagi-lagi perlu dibaca bener-bener bahwa tidak ada kata haram disini. Yang jelas perkembangan dunia udah jadi ladang ujian buat manusia. Ikhwan-Akhwat bisa saling bertelepati tanpa ada yang tahu kecuali Allah, dan mereka berdua. Mungkin lewat SMS, BBM, Email, Chat, FB, Twitter dan lain-lain. Dan ingat bahwa Syaithon gak pernah bosen, dan kehabisan akal buat menjalankan profesinya, sebagai penggoda manusia.
Wa Allahu a’lam