BANDARA SOETTA – Seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang kembali ke Tanah Air akan menjalani pemeriksaan COVID-19 dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction).
Hal tersebut sejalan dengan Surat Edaran Nomor HK.02.01/MENKES/313/2020 tentang Protokol Kesehatan Penanganan Kepulangan WNI dan Kedatangan WNA dari Luar Negeri di Pintu Masuk Negara dan di Wilayah Pada Situasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Pemeriksaan menggunakan metode PCR ini akan dilakukan saat mereka tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang. Pemeriksaan menggunakan metode PCR akan dilakukan dalam waktu dekat.
PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soetta dan stakeholder telah menyiapkan skenario khusus untuk menjalankan protokol kesehatan terhadap WNI yang mayoritas merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, seluruh stakeholder yang tergabung dalam Gugus Tugas Udara COVID-19 siap menjalankan standar operasional prosedur (SOP) pemeriksaan dengan metode PCR di Bandara Soetta.
“Kita sudah siap. Jadi kalau hari ini diminta lakukan, ya kita SOP-nya akan berganti ke PCR. Tapi sekarang sambil menunggu, SOP yang berlaku dengan dilakukan rapid test,” kata Awaluddin di Terminal 3 Bandara Soetta, Tangerang, Selasa (12/5/2020).
Saat ini, Bandara Soetta masih memberlakukan protokol kesehatan dengan melakukan pemeriksaan dengan metode Rapid Test untuk para WNI yang baru tiba dari penerbangan luar negeri.
Awaluddin menjelaskan, pemberlakukan pemeriksaan menggunakan metode PCR di Bandara Soetta masih dalam tahap persiapan dan tengah dibahas di tingkat nasional. Kendati demikian, Gugus Tugas Udara COVID-19 Bandara Soetta telah siap.
“Prinsipnya adalah semua WNI yang balik dari luar negeri itu dilakukan pemeriksaan PCR. Berlakunya masih persiapan dan dibahas ditingkat nasional. Tapi kita siap,” ujar Awaluddin.
Bahkan sejumlah skenario telah disiapkan oleh PT Angkasa Pura II untuk menjalankan SOP protokol kesehatan, diantaranya lokasi pemeriksaan dan tempat parkir pesawat yang mengangkut WNI Repatriasi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kedatangan pesawat yang mengangkut WNI repatriasi secara bersamaan.
“Salah satu pertimbangan yang akan dilakukan tentang kondisi kesehatan dari WNI yang balik dari luar negeri khususnya pekerja migran. Kondisi pendukung, hari ini Soetta sudah siap soal tes PCR, fasilitas dam SOP kita susun. Sarana kita aktifkan gedung terminal yang akan kita isolasi khusus untuk PCR ini,” jelas Awaluddin.
“Opsi pertama, PCR test bisa dilakukan di apron. Kedua di gedung terminal dengan kondisi terisolasi , ketiga mekanisme pengangkut setelah swab mekanisme pengangkut dari WNI yang baru pulang diangkut kendaraan khusus ke Asrama Haji, Pondok Gede,” tambahnya.
Menurut Awaluddin, test PCR dirasa perlu dilakukan bila dibandingkan dengan metode Rapid test. Karena hasilnya pun akan lebih pasti bila dibandingkan hanya sekedar reaktif pada hasil tes Rapid.
Pemeriksaan metode PCR juga bisa langsung menentukan, langkah atau treatmen apa yang akan dilakukan terhadap para WNI tersebut setibanya di tanah air.
“Makanya, segala persiapan kita lakukan. Kita sadari bandara ini adalah pintu gerbang negara, dari sini juga mata rantai Covid-19 harus diputus, saya pastikan, tidak boleh mentoleransi prosedur apapun yang malah melonggarkan,” tegas Awaluddin. (Rmt)