Beranda Bandara Ini Cara AP II Jaga Bisnis & Operasional 19 Bandara di Tengah...

Ini Cara AP II Jaga Bisnis & Operasional 19 Bandara di Tengah COVID-19

0
Apron Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

BANDARA SOETTA – Perjalanan orang dengan pesawat berkurang signifikan pada pandemi global COVID-19, di mana hal ini berdampak bagi industri penerbangan.

Namun demikian, konektivitas udara tetap perlu dijaga untuk mempercepat penanganan COVID-19.

Sejalan dengan itu PT Angkasa Pura II (Persero) hingga saat ini tetap mengoperasikan 19 bandara untuk melayani penerbangan.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, perseroan menekan biaya operasional, memangkas belanja modal (capital expenditure/capex) dan memperketat manajemen arus kas (cash flow management).

Tiga program tersebut merupakan bagian dari upaya mempertahankan kelangsungan bisnis (business survival) yang dijalankan sejak Maret 2020 atau saat pandemi ditetapkan, supaya konektivitas udara Indonesia tetap terjaga.

“Fokus di dalam business survival itu adalah memperhitungkan pengeluaran dengan ketat melalui program Cost Leadership; lalu memangkas capex; serta memperketat cash flow management,” ujar Awaluddin, Sabtu (13/6/2020).

  • Capex Disbursement

Pada awal 2020 AP II menetapkan capex Rp7,8 triliun, namun seiring dengan pandemi, capex dipangkas menjadi Rp1,4 triliun, dan kemudian diperketat lagi menjadi Rp1,1 triliun.

Capex tahun ini khusus digunakan untuk proyek yang bersifat multiyears, pemeliharaan fasilitas guna menjamin keamanan, keselamatan, pelayanan, serta perumusan desain Terminal 4 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

“Tahun ini bukan tahun ekspansi bagi Angkasa Pura II karena kami memperhitungkan segala sesuatunya di tengah pandemi ini,” ujar Awaluddin.

  • Cost Leadership

AP II juga mengencangkan ikat pinggang dengan melakukan penghematan dari sisi operasional di 19 bandara. Penghematan misalnya menekan biaya fasilitas dan layanan nonprioritas memperhatikan kondisi yang ada di mana lalu lintas penumpang pesawat juga berkurang.

Salah satu contoh penghematan yang dilakukan di Soekarno-Hatta adalah menutup sementara Terminal 1 dan Terminal 2F, di mana ini juga merupakan upaya melakukan pengaturan pola operasional guna mendukung PSBB.

Sejalan dengan PSBB tersebut, operasional Skytrain yang merupakan moda transportasi kereta listrik antar-terminal untuk sementara dihentikan.

“Melalui cost leadership, penghematan dari sisi operasional di 19 bandara cukup besar, bisa dilakukan penghematan hingga 70% dari perkiraan cost yang kami perkirakan pada awal tahun. Secara grup termasuk anak usaha, penghematan bisa dilakukan mencapai 60%. Nominal penghematan cukup besar,” jelas Awaluddin.

  • Cash flow Management

Perseroan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengelola arus kas. Di tengah pandemi ini arus kas masuk (cash inflow) memang tengah tertekan dikarenakan lalu lintas penumpang turun, namun masih didukung dari tetap terjaganya bisnis angkutan kargo.

Di samping itu, sejumlah bank termasuk yang ada di dalam Himbara juga telah memberikan fasilitas pinjaman AP II.

Adapun arus kas keluar (cash out flow) berupaya dikelola dengan baik, yang diantaranya dilakukan melalui cost leadership.

“Kami berupaya menyeimbangkan arus kas masuk dan arus kas keluar di tengah pandemi ini. Hingga saat ini PT Angkasa Pura II mampu menjaga ini, sehingga nantinya mampu kembali melakukan ekspansi ketika pandemi terkendali,” kata Awaluddin.

Melalui Cost Leadership, Capex Disbursement, dan Cash Flow Management, di tengah pandemi ini AP II dapat mempertahankan operasional 19 bandara.

Bandara perseroan memiliki kesiapan beroperasi di tengah pandemi dengan berbagai fasilitas dan perlengkapan; mengikuti dinamisnya prosedur atau regulasi yang menyesuaikan dengan perkembangan terkini; serta beroperasi secara lebih ramping dan optimal.

Salah satu bandara perseroan yakni Bandara Internasional Soekarno-Hatta tetap beroperasi 24 jam setiap hari untuk mendukung penanganan COVID-19.

Soekarno-Hatta menjadi titik ketibaan arus bantuan logistik transportasi udara guna membantu Indonesia menghadapi COVID-19.

Selain itu, Soekarno-Hatta juga menjadi bandara utama melayani penerbangan repatriasi guna mengantar pulang WNI.

“PT Angkasa Pura II berupaya selalu mendukung penanganan COVID-19 dengan kemampuan dan sumber daya yang kami miliki dan bekerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 serta stakeholder lainnya,” tutur Awaluddin.

Walupun di tengah pandemi, AP II tetap menghadirkan inovasi layanan misalnya berbagai fasilitas touchless di Soekarno-Hatta.

(Rmt)