M Subari, orator yang menjadi viral atas pernyataan sikap yang dihadiri sejumlah pengurus struktur dan kader yang mendukung kader internal agar direkomendasikan DPP PDIP beberapa waktu lalu angkat bicara.
“Ya memang saya pernah menjadi bagian dari Tim Pemenangan Ibu Siti Nur Azizah, karena saya kira Bu Azizah sudah menjadi bagian keluarga besar dari PDI Perjuangan,” ujarnya di Pondok Jagung Timur, Sabtu (11/7/2020).
Ketika itu memang santer terdengar kabar, isunya putri wapres tersebut pasca mengundurkan diri dari ASN telah menjadi kader PDI Perjuangan.
“Wajar saja, waktu itu saya mendukung beliau, apalagi Bu Azizah juga ikut menjadi peserta penjaringan dan penyaringan bakal calon walikota di PDI Perjuangan,” katanya.
Ia mengatakan, saat itu kondisi politik masih ‘pasar bebas’. Dirinya sebagai kader mengatakan masih bebas-bebas saja mendukung siapapun asal yang ikut mendaftar di PDI Perjuangan.
“DPP sendiri kan belum memutuskan untuk merekomendasi, jadi apa yang salah? Kecuali kalau DPP sudah mengeluarkan rekomendasi dan valid, itu baru saya bisa dipersalahkan, dan melanggar peraturan partai. Kan sudah ditegaskan, kami sebagai kader akan tunduk dan taat setelah ada rekomendasi yang turun dari Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri,” bantahnya.
Dirinya juga mengakui bukan hanya dia yang juga mendukung Azizah. Ada juga sejumlah kader PDI Perjuangan Tangsel yang ikut menjadi bagian tim pemenangan Bu Nur Azizah.
“Coba abang tanyakan kepada Wakil Kepala Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) DPC PDIP Tangsel Bung Riyon, dia juga menjadi salah satu tim pemenangan Azizah kok, ada juga beberapa rekan PDIP yang saya kenal, juga menjadi tim pemenangan Bu Azizah,” papar Subari tanpa merinci lebih lanjut.
Menurutnya, sebelum ada ketok palu dari DPP PDI Perjuangan terkait rekomendasi, ya sah-sah saja mendukung calon lain, apalagi calon yang ikut penjaringan PDI Perjuangan.
M Subari juga berencana akan melakukan somasi kepada media yang memberitakan dirinya secara fulgar.
“Iya, saya dan teman-teman akan mensomasi media yang memberitakan saya secara fulgar bahkan sampai mencantumkan nomor telepon. Ini privasi saya, dan sangat mengancam keselamatan saya,” ujarnya seraya juga akan menuntut pihak yang menyebarkan berita tersebut.
Sementara, para kader yang mendapat panggilan DPC PDIP Tangsel terkait dukungan kader internal dan aksi menyambangi kantor DPP PDIP akan melaporkan Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPC PDIP Tangsel Drajat Sumarsono ke Komisi Etik Partai.
Hal ini terkait pernyataannya di sejumlah media yang menyinggung kader dengan menyebutkan aksi tersebut dilakukan oleh oknum dan kader gadungan.
“Kami sangat tersinggung disebut oknum dan kader gadungan, kami memiliki KTA dan punya SK Kepengurusan kok dibilang gadungan,” kata Sekretaris PAC Pondok Aren, Tulus Margono.
“20 tahun jadi pengurus kok dibilang gadungan, nggak mikir apa,” ujarnya.
“Kami ke DPP karena di DPC tak ada respons, kok datang ke rumah orang tua (DPP) dibilang kader gadungan? Harusnya sebagai pengurus partai tidak ngompor-ngompori, harusnya bikin adem di internal partai,” tambahnya.
“Saya sebagai kader dan pengurus senior yang sudah lama di PDI Perjuangan juga merasa tercemar dengan pernyataan saudara Drajat,” sambung Wakil Ketua PAC Pondok Aren Abah Didi.
Sekretaris Ranting Jurang Mangu Timur M Aryanda B mengatakan tidak sepantasnya Drajat bicara seperti itu di media.
“Kami kan berjuang untuk kepentingan kader, nah dia harusnya berterimakasih haknya sebagai bakal calon walikota kita perjuangkan juga, kader PDIP kan banyak yang nyalon,” kata pria yang biasa disapa Bram ini.
“Sementara ini baru ke Komisi Etik, tidak menutup kemungkinan ke ranah pidana, karena pencemaran nama baik,” tambahnya.