Beranda Berita Pengamat: Pimpinan TNI AD Harus Selidiki Embrio Penularan Covid-19 di Secapa AD

Pengamat: Pimpinan TNI AD Harus Selidiki Embrio Penularan Covid-19 di Secapa AD

0

Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) menjadi klaster baru kasus Covid-19 di Jawa Barat. Sebanyak 1.280 orang di Secapa AD positif terpapar Covid-19

Kepala Staf Angkatan Darat, Jendral TNI Andika Perkasa, langsung mengirimkan alat rapid test dari Jakarta agar seluruh siswa Secapa AD diperiksa.

Menurut Pengamat Militer dan Intelijen, Dr Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati M.Si, memang di era Industri 4.0 proses perkuliahan melalui vidcon (video conference) saat ini menjadi jalan keluar, tetapi dalam pendidikan TNI/Polri ada mata pelajaran atau mata kuliah yang menuntut untuk tatap muka. Sesungguhnya sudah ada aturan resmi di TNI terkait Covid -19.

“Jadi menurut saya pihak pimpinan TNI AD harus menyelidiki embrio, sehingga bisa didapati ribuan siswa prajurit terkena Corona di Secapa AD. Hal yang penting diatensi adalah kedisiplinan dan kepatuhan pimpinan dan siswa Secapa dalam melaksanakan protokol kesehatan sudah benar atau belum. Evaluasi pimpinan Secapa adalah sebuah keniscayaan,” kata Pengamat Militer dan Intelijen, Dr Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati M.Si, dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (11/7/2020).

Sejak awal tahun 2020 ketika virus Corona mulai mewabah, Pemerintah Indonesia telah memberikan instruksi agar setiap lembaga negara dan instansi pemerintah untuk menyiapkan langkah-langkah antisipasi, termasuk kepada TNI dan jajarannya.

Prosedur tersebut, kata Nuning, telah disiapkan sebagaimana pengalaman sebelumnya ketika menghadapi SARS tahun 2003 dan MERS tahun 2012.

Demikian halnya menghadapi Covid-19, satuan-satuan TNI telah disiagakan untuk prosedur pencegahan penularan kepada prajurit TNI dan PNS beserta keluarga.

Upaya reguler selama ini adalah pemeriksaan kesehatan berkala untuk Perwira dan PNS sederajat sebanyak 2 kali per tahun dan Bintara, Tamtama serta PNS sederajat 1 kali per tahun.

Ketika Covid-2019 mulai mewabah, lanjut Nuning, maka seluruh Dinas Kesehatan TNI memeriksa file kesehatan seluruh personel. Hasil pemeriksaan membagi tingkat kesehatan mulai dari yang Kondisi Stakes 1, Kondisi Stakes 2, Kondisi Stakes 2 P dan Kondisi Stakes 3.

“Seluruh personel dengan Kondisi Stakes 3 sudah mendapat tambahan obat dan suplemen sekaligus mencegah kontak langsung dengan masyarakat luas,” ujar Nuning.

Menurutnya, kondisi Stakes 2 P ke atas meningkatkan stamina olahraga dan tindakan pencegahan sebagaimana standar Kemenkes RI dari WHO.
Satuan TNI di sekitar wilayah yang banyak interaksi dengan masyarakat luas setiap 2 minggu melakukan pemeriksaan kesehatan tambahan.

Prosedur menerima kunjungan dari delegasi militer negara lain dilakukan dengan pengukuran suhu dan larangan kontak fisik langsung, seperti bersalaman.
Prajurit TNI yang terlibat dalam Komando Tugas Gabungan yang bertugas di Pulau Natuna dan Pulau Sebaru adalah prajurit TNI pilihan dengan Kondisi Stakes 1 semuanya.

“Hingga kini setelah bertugas di Pulau Natuna seluruh prajurit TNI dalam kondisi Stakes 1 semua. Demikian pula yang kini masih bertugas di Pulau Sebaru,” demikian dikatakan Dr Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati.(MRZ)