SEPATAN – Meskipun usianya tak lagi muda, Budiharto tetap semangat menjajakan dagangannya berupa garam kasar di depan SDN Karet I, Jalan Raya Cadas-Sepatan, Desa Karet, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang.
Setiap pagi, pria yang akrab disapa Budi ini mengaku berangkat dari tempat tinggalnya sekira pukul 06.00 WIB dari Neglasari, Kota Tangerang menggunakan sepeda miliknya.
Untuk mencapai tempat ia berdagang, Budi harus menempuh jarak kurang lebih 5 kilometer dengan jarak tempuh sekira 1- 1,5 jam.
“Tiap hari, saya bawa 25 bungkus garam kasar. Dijual Rp 10.000 per bungkus. Dari tiap bungkusnya, saya punya komisi Rp 2.000. Ini barang punya bos saya. Bos juga yang menyediakan tempat tinggal untuk saya,” kata Budi saat ditemui di lokasi ia berdagang, Senin (27/7/2020).
Budi menuturkan, dirinya mulai berjualan garam kasar awal bulan Juni lalu. Sebelumnya ia berprofesi sebagai tukang servis sepeda dan barang-barang elektronik. Akibat sepi pelanggan, ia pun banting stir menjadi penjual garam kasar.
“Beruntung, saya punya bos yang mau menyediakan tempat tinggal di wilayah Neglasari. Kadang kalau bengkel las bos saya lagi ramai, saya juga diminta ikut bantu-bantu,” ungkapnya.
Kendati masih memiliki sanak saudara, Budi tidak mengharapkan bantuan atau uluran tangan keluarganya. Kendati usianya sudah lanjut, namun Budi lebih memilih mencari uang sendiri.
“Alhamdulillah, dagangan saya sering terjual habis, walaupun sesekali tidak sampai terjual semua. Namanya dagang, kadang terjual semua dan kafang hanya sebagian,” tutur Budi. (Sam)