Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo meninjau kesiapan Tower 4 dan 5 RSD Wisma Atlet Kemayoran-Jakpus, Jumat, (4/9/2020). Kehadiran Kepala BNPB bersama rombongan kali ini dalam rangka meninjau kesiapan Tower 4 dan 5 RSD Wisma Atlet Kemayoran yang akan dijadikan sebagai tempat perawatan bagi para pasien covid 19 yang terindikasi Orang Tanpa Gejala (OTG).
Kepala BNPB sekaligus sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo kepada awak media mengatakan pasien Covid-19 yang tidak dapat melakukan isolasi mandiri dirumahnya, dapat mengisolasi diri dan di rawat di Tower 4 dan 5 RSD Wisma Atlet.
Dengan demikian, kata Doni, Tower 4 dan 5 RSD Wisma Atlet sangat diperlukan dalam menangani pasien covid 19 yang terindikasi OTG, jadi harus disiapkan betul agar dapat segera di operasionalkan.
“Saya selaku Ketua Satgas bersama tim gabungan, Kami menyiapkan tower 4 dan 5 dijadikan sebagai kawasan isolasi mandiri bagi masyarakat yang tidak memungkinkan isolasi di rumah. Mengapa penting? Karena tren kasus di Jakarta mengalami peningkatan. Beberapa warga tidak memungkinkan isolasi di rumah. Maka untuk itu Pemerintah mencari solusi dengan menyiapkan tower 4 dan 5, dengan kapasitasnya 2400 orang per tower jadi dua 4800 orang bagi masyarakat yang statusnya OTG,” beber mantan Komandan Paspampres ini.
Lalu bagaimana seorang OTG tapi positif Covid 19 dapat masuk dirawat di RSD Wisma Atlet? Menurut Doni, harus ada rekomendasi dari Puskesmas, dan di targetkan Selasa minggu depan Tower 4 sudah dapat dioperasionalkan. Namun, kata Doni, dianjurkan khusus bagi masyarakat yang secara memungkinkan menjalankan isolasi di rumah masing-masing.
Terkait dengan survey warga DKI Jakarta yang merasa tidak akan terkena covid ? Doni mengatakan dari hasil survey tim gabungan Gugus Tugas menunjukan adanya warga yang merasa tidak akan terkena Covid-19.
“Ada30 persen warga DKI Jakarta merasa tidak akan kena covid, hasil itu yang dilakukan survey oleh tim Satgas, 29 persen di Jatim dan sisanya 17 dan 16 persen,” ungkapnya.
Terkait banyak dokter yang gugur dalam merawat pasien Covid-19, Doni menyampaikan duka citanya yang mendalam dengan wafatnya para dokter tersebut.
“Dokter ini adalah aset bangsa, sehingga ketika kita kehilangan satu dokter, kita kehilangsan sosok yang besar. Strateginya adalah jangan dijadikan dokter dan RS sebagai garda terdepan tetapi benteng terkahir. Garda terdepan ialah masyarakat dan komunitas. Sehingga masyarakat harus terdorong untuk melakukan pencegahan,” kata Doni.
Doni mengungkapkan, akhir-akhir ini Rumah Sakit mengalami peningkatan jumlah pasien Covid-19 dan pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan pimpinan RS untuk menambah kapasitas kasur.
“Bagi mereka yang menunjukan gejala membaik bisa di pindahkan ke rumah sakit lain termasuk RSD Wisma Atlet Kemayoran,” ucapnya.
Menurutnya, tim di bidang penanganan kesehatan sedang menyusun tim gabungan untuk melakukan penelitian. Apa faktor utama yang membuat banyak dokter wafat. Maka nanti baru kita bisa menindak bagaimana cara mencegah hal itu.
“Kita semua harus bertanggung jawab tutupnya sambil mengahiri pembicaraan,” demikian dikatakan mantan Danjen Kopassus ini. (MRZ)