Home Berita Sosok Lulusan Seskoau 2005, Selesaikan Tugas Akademik Dari Kertas Merah

Sosok Lulusan Seskoau 2005, Selesaikan Tugas Akademik Dari Kertas Merah

0

 

Pagi itu, pukul 05.00 WIB selepas shalat subuh dan apel pagi, Mayor Afrizal Hendra, bersama kelompok Perwira Siswa (Pasis) keluar dari Mess, berjalan kaki sejauh setengah kilometer, menuju ruang kelas Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) di Lembang, Bandung, Jawa Barat.

Cuaca dingin nan membeku, menemani para Pasis dalam menuntut ilmu strategi militer Sekolah ini memiliki tugas menyelenggarakan pendidikan pengembangan umum tertinggi TNI Angkatan Udara, Pendidikan Operasi Matra Udara, melaksanakan Pengkajian dan Pengembangan Doktrin serta kemampuan dan kekuatan matra udara.

Setiap hari, para siswa di gembleng keilmuan dan kesamptaannya. Meski nilainya hanya dapat satu poin, para siswa dilatih kebugaran fisiknya dengan latihan olahraga lari, yang dilakukan setiap hari selama mengikuti pendidikan di Lembang yang sangat dingin dengan kontur  tanah berbukit-bukit. Kesamaptaan ini, berguna untuk melihat ketahanan fisik dan kebugaran peserta.

Berlari di Lembang, bukanlah perkara mudah. Selain kontur tanah yang tak datar, namun menanjak, berbelok dan menurun, suhu udara 18 derajat celcius menjadi tantangan tersendiri bagi Pasis Seskoau dalam memacu kakinya untuk berlari. Hal itu dilakukan selama sepuluh bulan dengan waktu-waktu tertentu.

“Pendidikan di Seskoau cukup berat dan menantang, karena sudah mulai diisi dengan tak hanya ilmu perang dan strategi tapi juga ilmu-ilmu lain nya seperti politik, manajemen dan lain-lain yang terkait dengan Ipoleksosbudhankam,” cerita Marsekal Pertama TNI Dr Afrizal Hendra, yang pernah mengikuti pendidikan Seskoau Tahun 2005, saat di wawancarai tangerangonline.id, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa, 15 Maret 2022.

Selama pendidikan, komposisi penilaian di bagi enam, tiga nilai akademis yang merupakan poin separuh dari penilaian, kemudian mental (kepribadian) dua nilai, kesiapan fisik dapat satu nilai, jadi total nilainya enam.

Selain lari, ada juga olahraga senam. Ini dilakukan saat pulang “pesiar” atau sepulang “weekend” yang jatahnya didapat pada Senin pagi dan Kamis pagi. Latihan fisik, lari, dilakukan khusus hari Selasa, Rabu, dan Jumat. Pesiar adalah hak yang diberikan pada Pasis Seskoau untuk keluar dari lingkungan pendidikan dengan hari dan waktu yang ditentukan.

Pembelajaran di ruang kelas sejak dimulai pada pagi hari dan selesai setiap pukul 05.00  sore.Selain nilai akademik, nilai kepribadian juga mendapatkan nilai. Kepribadian ini penting juga, misalnya datang terlambat mengikuti apel, terlambat masuk kelas selama beberapa hari, akan menjadi pertimbangan kelulusan saat siswa mengikuti pendidikan.

Dalam keseharian pendidikan, para siswa Seskoau, mendapat tugas akademik dua sampai tiga lembar merah. Istilah lembar merah itu adalah sebuah penugasan dan memang warna kertasnya merah, yang dibagikan ke loker masing-masing perwira siswa.

“Terkadang tiga lembar merah kita dapatkan dalam sehari. Tugasnya membuat tulisan dalam bentuk KKA (Kertas Kerja Acuan) untuk perorangan sebagai modal untuk masuk diskusi untuk dikumpulkan. Setelah diskusi, kita buat lagi produk namanya KKP (Kertas Kerja Kelompok) yang merupakan hasil diskusi nah itu keduanya itu dinilai,” tutur Jenderal bintang satu angkatan udara lulusan AAU 1991 ini.

Diskusi masalah operasi udara, manajemen, dan strategi nasional  serta isu-isu pertahanan negara terkini jadi makanan sehari-hari selama pendidikan yang diurus oleh departemen-departemen di Seskoau, dimana antara departemen satu dengan departemen lainnya berbeda-beda soal penugasannya.Terkadang sehari tiga kali bertemu untuk berdiskusi, karena masing-masing departemen mengajukan permasalahan.

Belajar, tak hanya cukup pagi hingga sore saja. Malamnya, di Mess siswa, belajar dilanjutkan untuk mengerjakan tugas-tugas perorangan atau diskusi kelompok di mess masing-masing perwira siswa, mengingat besok pagi harus dikumpulkan tugas yang diberikan hari tadi. Hal itu berlangsung selama 4 bulan pertama pendidikan dari sepuluh bulan yang dijadwalkan.

Mess para pasis masing-masing memiliki ruangan khusus untuk belajar, sehingga memudahkan untuk berdiskusi mengerjakan tugas yang diberikan. Dalam kelompok ada istilah “sindikat” dan itu paling tidak ada 10 orang berdiskusi. Hasil diskusi diserahakan ke departemen terkait di Seskoau untuk diberi penilaian.

“Suka duka nya kalau pelajaran dikelas, tiba-tiba ada Pasis yang bertanya kepada pengajar, padahal waktu sudah menunjukkan jam pulang belajar, jam 05 sore. Kita ngantuk-ngantuk, dia sibuk bertanya, maka ada istilah kita yaitu kacang goreng yaitu keakehan cangkem golek rengking. Itu istilah candaan perwira siswa yang mulai sebel, jika ada yang bertanya tapi waktu nya sudah habis,” urai Pembantu Deputy Urusan Strategi Nasional Deplstra Wantannas ini sambil tertawa.

Namun, Pasis tak melulu belajar disini, setiap Jumat sore mereka pulang kerumah masing-masing untuk bertemu sanak keluarganya dan Minggu malam kembali masuk Mess Seskoau lagi. Bagi pasis yang rumahnya jauh, berada diluar Jawa, biasanya mereka membawa serta keluarganya ke Lembang dan mengontrak rumah disana atau kost satu kamar, bahkan ada yang memindahkan anaknya bersekolah di lembang untuk memudahkan mereka bertemu keluarga selama mengenyam pendidikan.

Tak hanya itu, khusus hari Rabu jam belajar hanya sampai pukul 16.00 saja. Sisanya bisa digunakan untuk pesiar dan nanti jam 10.00 malam boleh masuk lagi. Namun, jam pesiar itu tak diambil Pasis, karena banyaknya tugas akademik dan diskusi kelompok.

Tak Mudah Lolos Seskoau

Bagi, Marsma Afrizal, masuk pendidikan di Seskoau, bukanlah perkara gampang, dari 350 orang perwira yang mengikuti tes masuk Seskoau, hanya 150 yang diterima. Syarat masuk Seskoau, dapat di lihat dari masa kerja di TNI, kepangkatan dan bersih dari masalah catatan kasus-kasus di militer, kemudian setelah itu diajukan untuk diseleksi masuk Seskoau.

Usai pengumuman lolos seleksi masuk Seskoau, para pasis datang ke Lembang untuk mengikuti pendidikan. Perwira yang mengikuti pendidikan berpangkat Mayor dan masih memegang jabatan di satuannya. Untuk hal ini, tergantung kebijakan pimpinan, ada yang lepas jabatan dan ada juga yang masih memegang jabatan.

“Jaman saya itu (2005) tidak lepas jabatan, sehingga gaji masih utuh untuk biaya sekolah dan tidak menggangu pekerjaan selama pendidikan dengan pertimbangan untuk kesejahteraan prajurit,” bebernya.

Pendidikan di Seskoau adalah pendidikan untuk jenjang karier perwira dimasa depan. Pendidikan disini,  tidak sama dengan pendidikan akademik di Universitas, namun pendidiakn disini sejalan dengan apa yang dilakukan perguruan-perguruan tinggi. Untuk sinkronisasi sekolah karier dengan sekolah di perguruan tinggi maka disesuaikan, meski sekolah perguruan tinggi diikuti, tetap pula harus mengikuti sekolah pengembangan karier seperti Seskoau ini.

“Karena kompetensi harus dimiliki oleh perwira sebagai pengembangan pembinaan karier selanjutnya,” ucap Afrizal.

“Meski pendidikannya Doktor (S3) namun tidak mengikuti pendidikan karir di Seskoau atau Sesko TNI, tetap tidak bisa digunakan untuk peningkatan karir di TNI, seperti naik pangkat atau naik jabatan,” tambah lulusan Lemhannas Thailand 2019 ini.

Ilmu Dari Seskoau Berguna di Masyarakat

Seskoau adalah pendidikan tertinggi di TNI Angkatan Udara. Selama mengenyam pendidikan, pangkat Mayor masih melekat dipundak. Ilmu yang digali di Seskoau sangat terpakai ketika lulusan terjun di kalangan masyarakat umum, misalnya, taktik dan strategi baik dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, hukum, keamanan, ekonomi serta sosial budaya.

“Awalnya teknik stretegi itu tidak ada yang punya selain militer, namun sekarang sudah berkembang, diambil oleh pebisnis dan pelaku ekonomi, karena strategi militer itu adalah bagaimana cara untuk memenangkan perang dan itu bisa dipakai dalam bisnis,” ucap pria yang pernah mengenyam pendidikan militer di Brunei Darusaalam, Bangladesh, Australia dan Amerika ini.

Ia menjelaskan, 70 persen pelajaran di Seskoau adalah tentang teknik dan taktik operasi udara dalam mengamankan wilayah udara Indonesia. Sementara 30 persen sisanya antara lain adalah manajemen, politik, teknologi, manajemen, sosial dan budaya.

“Jadi sangat berpengaruh sekali lulusan Seskoau ini. Pendidikan ini untuk perwira menengah TNI yang berpangkat Mayor atau Letkol yang diarahkan untuk jabatan strategis operasional di TNI AU,” tutup Marsekal Pertama TNI Dr Afrizal Hendra.(MRZ)