Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta meningkatkan pengawasan terhadap warga negara asing (WNA) khususnya asal Suriah. Pasalnya, WNI Suriah kerap menjadikan Indonesia sebagai negara transit sebelum mereka bertolak ke negara tujuan akhir.
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta mencatat tidak sedikit WN Suriah datang ke Indonesia menggunakan paspor maupun visa palsu untuk mengaburkan atau mengelabui petugas. Meski begitu, upaya mereka tetap terendus oleh petugas Imigrasi Soekarno-Hatta
Terbaru, dua orang WN Suriah berinisial IH dan MA diamankan petugas Imigrasi saat tiba di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta). Eks penumpang pesawat Emirates Airlines nomor penerbangan EK356 itu kedapatan menggunakan Paspor Bulgaria dan visa palsu.
Sedianya, kedua WNI Suriah tersebut akan bertolak ke Jerman di hari kedatangan di Indonesia. Namun, keduanya diamankan oleh petugas Imigrasi di Terminal 3 Bandara Soetta.
Kabid Inteldakim Imgrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta, Arfa Yudha Indriawan mengungkapkan, pada saat berada di konter pemeriksaan keimigrasian, IH dan MA menyerahkan masing-masing satu Paspor Bulgaria dan satu lembar e-Visa on Arrival.
“Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ditemukan bahwa 2 WN Suriah tersebut sudah memiliki Visa Kunjungan masing-masing atas nama IH dan MA yang diajukan menggunakan Paspor Suriah,” ungkap Arfa di Bandara Soetta, Tangerang, Selasa (20/2/2024).
Menurut Arfa, kedatangan WN Suriah tersebut bukan untuk tinggal di Indonesia, melainkan hanya transit. Di mana, mereka akan melanjutkan penerbangan atau langsung ke luar Indonesia di hari yang sama pada saat kedatangan.
“Jadi posisinya, mereka baru masuk dan mereka itu langsung keluar dari Indonesia lagi. Berdasarkan fakta yang ada, WN Suriah pakai paspor Bulgaria palsu itu dia masuk sudah menggunakan paspor Bulgaria yang dipalsukan. Artinya dari negara asalnya waktu pertama kali berangkat mereka sudah pakai paspor yang palsu,” terang Arfa.
Dijelaskan Arfa, pola seperti itu bukan hanya terjadi di Indonesia melainkan terjadi juga di negara ASEAN lainnya seperti Thailand dan Filipina. Modus ini dilakukan untuk mengelabui petugas di negara tujuan akhir.
“Ini sebenarnya bukan hanya di indonesia, memang polanya untuk mencapai negara ke tiga itu mereka biasanya muter-muter dulu. Sehingga mengelabui imigrasi yan disana kaya orang traveler, sudah pernah ke negara ini ke negara itu. Tidak ada alasan spesifik, jadi memang dia harus memperbanyak perjalanannya untuk mengaburkan niatnya,” jelas Arfa.
“Biasanya tujuan akhirnya ke negara-negara eropa, dan sebelum ke eropa mereka muter ke Indonesia, Thailand, Filipina, ngga nentu, dan berapa titiknya pun gak pasti,” tambahnya.
Oleh karenanya, petugas Imigrasi meningkatkan pengawasan dan petugas TPI diberikan atensi khusus terhadap WN Suriah yang datang ke Indonesia.
“Atensi khususnya untuk WN Suriah yang kesini agar dilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam dari teman-teman (petugas) di Tempat Pemeriksaan Imigrasi,” tutur Arfa. (Rmt)