Universitas Djuanda (Unida) menyelenggarakan SDGs Talk sekaligus meresmikan SDGs Center Unida untuk memperkuat peran akademisi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Dengan memiliki tema “Integrasi SDGs dalam Program Pancadarma Universitas Djuanda,” acara ini berlangsung pada Kamis, 15 Agustus 2024, di Aula Gedung C, Kampus Unida. Acara ini menghadirkan beberapa pembicara, termasuk Chancellor Unida, Prof. Martin Roestamy.
Dalam kesempatan itu, Prof. Martin memberikan prolog dengan topik “SDGs dalam Perspektif Pancadarma Universitas Djuanda.” Selain itu, Yanuar Nugroho, Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs BAPPENAS, mempresentasikan “Gambaran Pelaksanaan SDGs di Universitas dan Peta Jalan SDGs Indonesia.”
Prof. Zuzy Anna, Direktur SDGs Center Universitas Padjadjaran, berbagi pengalaman mengenai “Best Practice Pelaksanaan Program SDGs di Pendidikan Tinggi.”
Sementara itu, Prof. Fasli Jalal, Rektor Universitas Yarsi, membahas “Integrasi 5 SDGs dalam Peningkatan Kualitas SDM Pendidikan Tinggi.”
Acara ini dipandu oleh Bambang Widjojanto, Dosen Sekolah Pascasarjana Unida, yang berperan sebagai moderator.
Ketua Pelaksana Unida SDGs Talk, Prof. Dede Kardaya, menjelaskan bahwa SDGs merupakan bagian integral dari agenda pembangunan berkelanjutan 2030 yang mencakup 17 tujuan dan 169 target. Di Indonesia, implementasi SDGs didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2022.
Prof. Dede menambahkan bahwa Majelis Tinggi Unida (MTU) telah menetapkan lima prioritas SDGs yang relevan untuk dicapai menjelang 2030, yaitu Tanpa Kemiskinan, Pendidikan Berkualitas, Kesetaraan Gender, Perdamaian dan Kelembagaan yang Tangguh, serta Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
“Kami berharap melalui pemahaman bersama tentang SDGs, kita dapat menginspirasi manajemen best practice dan komitmen untuk mencapai lima prioritas SDGs sesuai dengan kegiatan Pancadarma Unida,” ungkap Prof. Dede dalam keterangannya pada Jumat, 16 Agustus 2024.
Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat-Banten, M. Samsuri, yang turut hadir, menegaskan peran penting perguruan tinggi dalam pembangunan berkelanjutan. Menurutnya, perguruan tinggi tidak hanya berperan pasif tetapi juga aktif berpartisipasi dalam masyarakat dan membantu pemerintah dalam berbagai aspek Rencana Aksi SDGs di Indonesia.
Samsuri juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas lulusan dan produktivitas perguruan tinggi untuk memastikan kontribusi signifikan dalam pembangunan peradaban.
Di akhir acara, Samsuri meresmikan SDGs Center Unida secara simbolis, mengucapkan selamat, dan berharap Unida menjadi perguruan tinggi bertauhid yang bermanfaat dan semakin terkemuka.Rektor Unida, Siti Pupu Fauziah, menegaskan bahwa Unida memiliki visi menjadi universitas unggul yang mencerdaskan kehidupan bangsa, berstandar internasional, dan berlandaskan tauhid.
Menurutnya, integrasi SDGs dalam Pancadarma Unida adalah bentuk komitmen nyata dalam mengatasi permasalahan global.Prof. Martin Roestamy, dalam prolognya, menegaskan bahwa Unida berkomitmen untuk diakui secara internasional melalui SDGs dan meningkatkan reputasi akademis global.
Ia menjelaskan empat langkah utama untuk mencapai tujuan ini, termasuk publikasi ilmiah di jurnal bereputasi, penerapan prinsip SDGs, internalisasi nilai-nilai keunggulan, dan pemeringkatan universitas melalui strategi penelitian, pengajaran, dan pengembangan kelembagaan.
“Implementasi strategi yang terencana akan sangat penting untuk meningkatkan posisi Unida di tingkat global,” tutup Prof. Martin.