Peredaran narkoba di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memprihatinkan. Hal itu terindikasi dengan meningkatnya pengungkapan kasus narkoba Februari 2016 lalu naik mencapai 20% oleh Polres Tangsel.
Ironisnya lagi, peredaran barang haram tersebut banyak menyeret sejumlah remaja dan terbilang usia produktif yang rawan menjadi bandar.
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Tangsel turut prihatin dengan meningkatnya kasus narkoba di Tangsel. Pihaknya mengingatkan, permasahan tersebut menjadi persoalan bersama dari seluruh elemen masyarakat, karena berdampak terhadap generasi bangsa.
“Narkoba ini menjadi persoalan kita bersama. Namun, kita tahu Tangsel sudah ada Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK). Yang jadi pertanyaan, bagaimana kinerjanya selama ini?,” kata Junaidi, Ketua PWI Kota Tangsel kepada tangerangonline.id, Senin (7/3/2016).
Junaidi menambahkan, seharusnya BNNK Tangsel melakukan pencegahan seperti tes urine secara menyeluruh, baik ke masyarakat maupun ke institusi pemerintahan. Sebab, kemungkinan pengguna maupun pengedar narkoba juga ada.
“Terkait tes urine bagi pemerintah dan anggota dewan Tangsel, sudah pernah dicanangkan, akan tetapi sampai saat ini belum sepenuhnya terealisasi, baru hanya ibu Walikota kita saja yang sudah dites, lainnya belum,” sebut Junaidi.
Dia menduga di lingkungan pemerintahan masih ada oknum pengguna narkoba. “BNN biarkan mereka yang melakukan tugasnya,” pungkas Junaidi.
Kepala Satnarkoba Polres Kota Tangsel, AKP Agung Nugroho mengatakan, banyak pengedar narkoba dilakukan pelaku masih remaja. Hal tersebut terungkap merupakan hasil penyelidikan serta pada saat berlangsung operasi Simpatik oleh jajaran Polsek dan Polres Kota Tangsel.
“Pelaku kebanyakan usia muda, 20 hingga 35 tahun,” kata Agung di kantornya di Jalan Boulevard CBD Bintaro.
Menurutnya, dibandingkan dengan pengguna narkoba jenis ganja, pengguna sabu sepanjang Februari 2016 lalu mengalami peningkatan hingga 20%. Kondisi demikian mengindikasikan Kota Tangsel rawan narkoba, sehingga pencegahan dan penanganannya harus melibatkan semua elemen masyarakat.
“Awasi dan perhatikan pergaulan anak. Kemana ia pergi dan kapan ia pulang, karena diusia dini anak sangat rentan bahaya pergaulan,” imbau Agung.
Dijelaskan Agung, pentingnya pengawasan dari orang tua kepada setiap anaknya, lantaran Satnarkoba Polres Tangsel kerap kali menangani beberapa anak yang tersandung kasus narkoba hingga berujung direhabnya anak tersebut.
“Ada beberapa anak yang pernah kita tangani akibat kasus narkoba dan ini akibat faktor kesibukan orang tua sehingga anaknya menjadi korban narkoba,” ungkapnya. (Dwi/Dra)
BNNK Tangsel blm punya prestasi yg membanggakan malah infonya dana yg ada Dispora disedot jg utk kegiatan BNNK Tangsel,kerja dong jgn sosialisasi melulu