Warga di RW 18 Perumahan Reni Jaya, Pamulang Barat, Pamulang rela keberadaan bangunan liar (bangli) segera dibongkar. Kini mereka menunggu Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) turun kelapangan.
Pantauan di lapangan sepanjang garis sebadan kali Ciledug Hulu Reni Jaya, Pamulang dipenuhi dengan bangli. Bangli ini dibangun oleh warga secara langsung dengan memanfaatkan lahan kosong di bagian belakang rumah. Wajar saja bila air tidak mempu menampung ketika volume air naik.
Ketua RW 18, Reni Jaya Pamulang Barat Arif Wintarto (58) saat dijumpai menuturkan, warga sudah jengah selama bertahun-tahun alami banjir. Terlebih saat banjir 5 tahunan, kedalaman air bisa sepinggang orang dewasa.
“Kami tinggal disini sejak puluhan tahun dan selama itu pula selalu mengalami banjir setiap tahunya. Termasuk datangnya banjir besar ketika lima tahun sekali,” tutur Arif.
Tidak dapat dipungkiri banjir selama ini akibat penyempitan kali. Ada 85 rumah sepanjang 700 meter membentang mulai RW 21 sampai dengan RW 18. Sebagian besar rumah-rumah warga membuat bangli memanfaatkan sisa lahan selebar 2 meter.
“Dari keseluruhan rumah yang ada, hanya sekitar sepuluh persen mereka yang tidak mau membangun dibagian belakang rumah. Mereka itu yang mengatahui kalau tanah itu bukan haknya,” tambahnya.
Untuk mengantisipasi banjir, sebagian warga merombak rumahnya untuk ditinggikan. Berdasarkan yang ada, setidaknya di RW 18 ada 400 rumah menjadi langanan banjir makanya saat hujan dihantui rasa was-was.
“Tak semua warga melakukan peninggian rumah, sebab itu semua membutuhkan butuh modal. Makanya supaya tetap aman tidak banjir, mengharapkan Pemkot segera turun tangan,” ujarnya.
Rencana pembongkaran memang tidak semuanya sepakat. Arif pun tidak menampik, terutama bagi mereka yang sudah membangun bangli secera permanen dengan biaya tidak sedikit.
“Tentunya saya juga tak ingin ada bentrokan antar warga. Semua serahkan kepada Pemkot untuk melakukan sosialisasi terlebih dahulu supaya tetap kondusif,” harapnya.
Sebelumnya Walikota Airin Rachmi Diany meminta bangunan dibantaran Ciledug Hulu Reni Jaya tersebut segera dibongkar. Ia memberi tenggat waktu kepada Camat dan Lurah selama dua pekan untuk mendata bangli-bangli tersebut.
“Saya minta kepada Lurah agar mendata secara tepat berapa jumah bangli. Waktunya dua minggu harus ada sosialisasi sehingga dengan waktu satu bulan sudah rapi,” tegas Airin pada saat acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Kecamatan Pamulang di Aula Unpam, (7/3/2016). (ded)