Kasus pembobolan atau pendodosan tas penumpang pesawat kembali terjadi. Kali ini dialami oleh seorang penumpang Sriwijaya Air tujuan Tangerang – Siborongborong bernama Mintauli Rajagukguk. Ia menjadi korban pendodosan tas, sehingga dirinya menyatakan [divider]mengalami kerugian sekitar Rp 13 juta.
Kejadian bermula ketika Mintauli Rajagukguk bersama keluarganya termasuk anaknya Bernard Sianturi berangkat melalui Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang menggunakan pesawat Sriwijaya Air SJ888 dengan tujuan Bandara Silangit, Siborongborong, Sumatera Utara.
“Begitu kami nyampe di Silangit sekitar pukul 9.30, dan mau ngambil bagasi. Barang (bagasi) kita ada 5, tapi yang keluar berbarengan dengan bagasi penumpang lainnya baru 4, dan koper mama saya lama keluarnya. Setelah menunggu beberapa saat, baru keluar koper mama saya, sedangkan penumpang yang lain sudah mendapatkan bagasinya semuanya,” kata Bernard ketika dihubungi tangerangonline.id, Kamis (28/4/2016).
Setelah memastikan koper yang terakhir keluar dari conveyor merupakan milik ibunya ,Bernard meminta untuk disaksikan oleh petugas karena gembok koper sudah tidak ada. “Setelah yakin dengan ciri-ciri koper tersebut walaupun gemboknya sudah nggak ada dan cantelannya pun sudah patah. Terus saya panggil petugas disana (Bandara Silangit), saya mau komplen kenapa ini gembok kok udah gak ada, saya mau buka karena saya harus ada saksi,” ungkapnya.
Bernard terkejut setelah membuka koper milik ibunya dengan disaksikan oleh petugas di Bandara Silangit karena isi dompet ibunya sudah hilang. “Setelah saya buka, bener saja itu dompet didalam bagasi mama saya nggak ada semua duitnya dan posisinya sudah tidak di posisi awal kurang lebih Rp 13 juta yang terdiri dari uang pecahan 100 ribuan, 50 ribuan, termasuk recehan 20 ribuan, 10 ribuan dan 5 ribuan hilang semuanya. Sedangkan dompet dan amplop tidak diambil,” imbuhnya.
Mengetahui uang ibunya hilang, Bernard melaporkan yang dialaminya kepada petugas maskapai Sriwijaya Air Bandara Silangit. “Saya panik, apalagi mama saya sudah tua, akhirnya saya lapor ke petugas ada namanya pak Muchlis. Dia bilang mau mencari kronologisnya dulu dan berkoordinasi dengan yang di bandara Cengkareng (Soetta) untuk melihat CCTV. Dan dia mengatakan akan dikabari setelah 1 x 24 jam serta diberikan laporan resminya,” paparnya.
Bernard berharap, ia dapat segera mengetahui hasil laporan dari pihak maskapai dan berharap uang ibunya dapat kembali. “Saya masih nunggu hasil laporan resminya dari pihak maskapai mas, saya berharap uang ibu saya dapat kembali ,” tandasnya.(Rmt).