Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Dinkop UKM) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Tangsel dan menyampaikan visi misi Walikota dengan ekonomi kerakyatan yang berbasis teknologi dan informasi, melakukan program-program pengembangan melalui tiga program.
Kepala Dinkop UKM Kota Tangerang Selatan Firdaus mengatakan, program pertama, peningkatan kualitas koperasi dimaksud meliputi kualitas manajerial, peningkatan sumber daya manusia, maupun peningkatan dari sisi aset dan neraca keuangannya.
“Kami akan kembangkan itu, termasuk juga dalam peningkatan jumlah anggota koperasi,” ungkap Firdaus.
Terkait jumlah koperasi tersebut, menurut Firdaus dititik-beratkan pada peningkatan jumlah koperasi yang sehat dan berkualitas, baik dari sisi neraca keuangan dan manajerialnya. Koperasi juga diharapkan dapat mensubsidi kebutuhan-kebutuhan anggotanya.
Firdaus juga melanjutkan, Dinkop UKM juga memiliki program ‘Serbuk’ yaitu di dalam koperasi satu terdiri atas seribu UKM.
“Harapannya, persoalan-persoalan UKM diantaranya soal pendanaan bisa diselesaikan dari sisi permodalan dengan cara meminjam ke koperasinya,” terangnya.
Program kedua di Dinkop UKM adalah program pengembangan UKM yang ada di Kota Tangsel. Dalam program ini, pihak Dinas juga mengembangkan UKM untuk memiliki daya saing dan berkualitas, selain pengembangan dari sisi kuantitasnya.
Secara kualitas, menurut Kepala Dinkop UKM, adalah agar UKM bisa ‘go public’ secara nasional maupun internasional. ”Kita harapkan itu dapat terwujud melalui ajang promosi-promosi nusantara maupun promosi-promosi manca negara. Kita upayakan itu,” paparnya.
UKM akan memiliki daya saing dan ‘go international’ menurut Firdaus, bila UKM memiliki standarisasi produk, baik dari sisi mutu, cita rasa, termasuk dalam hal pengemasan (packaging), serta manajemennya.
“Semua itu akan terus kami kembangkan, termasuk pengembangan UKM tersebut dilakukan dari sisi manjemen akan terus dilakukan pembinaan,” imbuh mantan Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan.
Pembinaan dan pengembangan UKM sebagaimana dijelaskan Firdaus, tidak hanya dari sisi yang sudah ada, tetapi juga mencoba menciptakan peluang entrepreneur-entrepreneur baru atau pengusaha pengusaha baru.
Dijelaskan Firdaus, menciptakan pengusaha-penguaha baru sudah dilakukan bagi sejumlah siswa SLTA, yang kemudian juga dilakukan kepada sejumlah mahasiswa.
“Harapannya, mahasiswa-mahasiswa yang baru lulus tidak lagi berpikir untuk mencari pekerjaan, tetapi mereka itu justru mampu membuka dan menciptakan lapangan kerja, dan mampu menjadi entrepreneur baru. Itu yang kita inginkan,” harapnya lagi.
Program ketiga adalah program pembinaan terhadap pedangang kaki lima (PKL). Persoalan PKL menurut Kadinkop UKM, khususnya di Kota Tangsel, dapat menjadi masalah krusial tetapi juga justru menjadi penguat ekonomi kerakyatan. Karenanya, pembinaan PKL lebih diarahkan pada penataan lokasi bagi para PKL.
Penataan PKL yang sudah dilakukan oleh Dinas bekerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat, khususnya Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) Kota Tangsel adalah di lokasi kawasan kantor Samsat Serpong BSD dan Taman Kota, serta beberapa tempat lainnya.
“Penataan PKL akan dilakukan di semua wilayah kecamatan. Tahun ini, penataan PKL akan dilaksanakan di tiga lokasi, yakni di kawasan Tandon Ciater, di wilayah Pondok Aren,” ungkap Firdaus.
Penataan PKL di kawasan Tandon Ciater tersebut, sebagaimana dijelaskan Kepala Dinkop UKM itu selaras dengan penataan kawasan tandon sebagai kawasan ekowisata yang bermuatan ekonomi kerakyatan. Diharapkan, ekowisata tersebut juga menjadi kawasan bagi komunitas pegiat seni budaya.
Kepala Dinkop UKM mengakui, sebelumnya di konsep awal, prioritas pertama penataan PKL diarahkan di wilayah Kecamatan Pamulang, kemudian bergeser ke kawasan Tandon Ciater, dan kedepan target akan bergeser lagi.”Penataan PKL di tujuh kecamatan menjadi target kita,” terangnya.
Hal yang cukup menonjol dari program Dinkop UKM di tahun 2017, menurut Firdaus adalah selain ekowisata, juga rencana pembangunan gedung inovasi (Innovasi Centre). Di gedung inovasi tersebut, rencananya akan ada inkubasi klinik, yakni klinik UMKM yang dapat dimanfaatkan sebagai klinik bagi UMKM yang mengalami masalah dalam kaitannya dengan kualitas produk maupun dari sisi kualitas manajerial.
“Di sana akan menjadi klinik untuk mencari solusi atas permasalahan-permasalahan yang dihadapi UMKM dan koperasinya,” pungkas Firdaus. (adv)