Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kembangkan riset teknologi berupa Smart Microgrid untuk pemenuhan kebutuhan listrik untuk skala lokal yang menjadi problematika pengembangan listrik di daerah terpencil serta solusi penyediaan listrik dengan memanfaatkan energi baru.
Hal ini yang menjadi pembahasan dalam diskusi publik sistem pembangkit listrik hibrid energi terbarukan Smart Microgid yang dilaksanakan di ruang Rapat Gamma lt. 3, Pusat Penelitian Fisika LIPI, Jalan Kawasan Puspiptek no. 441-442, Serpong, Rabu (12/4/2017).
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Laksana Tri Handoko menjelaskan, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI pada akhir 2016 lalu mencatat rasio elektrifikasi atau tingkat produk yang menikmati listrik 100 persen telah mencapai 91,15 persen namun masih banyak daerah di Indonesia belum teraliri listrik terutama daerah terpencil. Padahal kondisi geografis indonesia yang terdiri dari 17.000 pulau dan menjadi salah satu kendala.
“Tantangan saat ini adalah meningkatkan pasokan energi secara berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan memanfaatkan solusi berbasis energi baru dan diterbarukan,” jelasnya.
Menurut Handoko, untuk pasokan energi bagi daerah padat penduduk, alternatif utama yang kemungkinan saat ini adalah pembangkit listrik tenaga nuklir.
“Sebaliknya untuk daerah tertular dan tertinggal solusi terbaik adalah teknologi Smart Microgrid,” ujarnya.
Kepala Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI Budi Prawara menerangkan, teknologi Smart Microgrid menawarkan sistem kelistrikan skala kecil dengan menggunakan potensi energi baru dan terbaru di wilayah tertentu, dengan jangkauan untuk masyarakat sekitar yang diutamakan.
“LIPI melalui pusat penelitian tenaga listrik dan mekatronika telah mengembangkan teknologi yang dirintis sejak 2015,” ucapnya.
Budi juga sempat mengatakan pihaknya menggabungkan beberapa pembangkit listrik dari sumber energi terbaru yakni mikrohidro, biomassa, dan surya yang dikembangkan pada riset sebelumnya. Teknologi ini sudah diterapkan di Raja Ampat, Papua dan Ciparay yang terdiri dari intellegent inverter yang dapat mengonversi sumber energi baru dan terbuka untuk pentuplaian beban listrik.
“Kelebihan daya akan disimpan di dalam baterai dan akan digunakan pada saat beban puncak untuk mencegah pemadaman,” paparnya.
Sementara itu Kepala pusat penelitian fisika LIPI Bambang Widyatmoko memaparkan, untuk ketersedian kompenen pendukung, pusat penelitian LIPI telah mengembangkan riset penyimpanan energi guna menghadapi masalah besar yaitu tentang penyimpanan energi.
“Pusat penelitian Fisika LIPI telah mengembangkan teknologi pendukung untuk material maju seperti baterai LITHIUM, FUEL CELL, juga magnet permanen,” katanya.(Arf)