Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), terutama pegawai yang biasa menanggani keuangan. Langkah ini dilakukan mengingat kebutuhan masyarakat dalam akses informasi soal tata kelola keuangan yang cukup tinggi.
Kepala BPKAD Kota Tangsel Warman Syanudin mengatakan, peningkatan kapasitas SDM untuk bendahara, memang tengah digiatkan. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan warga, juga pengelolaan aplikasi internet yang memang sudah digulirkan sejak beberapa waktu lalu.
Sesuai dengan slogannya yakni kota cerdas, mau tidak mau harus diikuti penguasaan pada bidang teknologi oleh pegawai. Jika nanti pegawai tidak bisa mengikuti perkembangan zaman tentunya akan berdampak kurang baik.
“Sekarang program-program pemkot memang berkaitan dengan aplikasi. Hampir semua program ada aplikasinya. Jika pegawai tidak mengimbangi dengan kemampuan penggunaan teknologi, nantinya program tidak bisa jalan,” katanya.
Oleh karena itu, peningkatan kapasitas menjadi sebuah keharusan. Jangan sampai tertinggal yang malah dampaknya akan kurang baik. Maka itu, pelatihan rutin harus dikejar agar kapasitas pegawai di masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bisa terus meningkat. Seperti pegawai yang mengurusi keuangan. Mulai dari bendahara pengeluaran, penerimaan, pembantu ataupun pengurus barang. Begitupun kuasa pengguna anggaran harus singkron dalam satu kegiatan koneksi.
Begitupun soal administrasi yang harus runtun. Semisal dalam penyusunan anggaran, kuasa pengguna anggaran mengusulkan ke kasubag keuangan dan seterusnya. Nah, ini yang mesti dimengerti pegawai. Jika mereka cepat dalam bekerja dan menguasai teknologi tentunya akan memudahkan.
“Ini yang terus kita dorong peningkatan kemampuan pegawai di tiap OPD. Jangan sampai program berbasis teknologi terus diluncurkan tapi tidak diimbangi kemampuan pegawainya,” imbuhnya.
Kata dia, peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan. Terkait pengelolaan belanja, ia menyatakan bahwa tugas dari para pengelola belanja negara semakin berat. Jika tidak diimbangi dengan kualitas sdm yang mumpuni tentunya akan berdampak tidak baik.
Nah, dalam pelatihan ini pegawai diberikan pengetahuan baru, terutama dalam teknis yang berbasis teknologi. Ini yang mesti dipahami oleh pegawai agar mereka bisa cepat mengikuti perkembangan zaman. Apalagi kini semuanya berbasis digital yang sudah terkoneksi.
Jangan sampai malah tidak bisa mengikuti perkembangan. Harus tahu kebutuhan soal teknologi apa saja. Jangan sampai tertinggal yang imbasnya malah tidak bagus. Maka itu pelatihan-pelatihan mesti ditingkatkan dan rutin digelar,” ujarnya. (adv)