Beranda Berita Timses: Azizah Enggan Bergandeng Dengan Benyamin, Tokoh masyarakat Sebut Sombong

Timses: Azizah Enggan Bergandeng Dengan Benyamin, Tokoh masyarakat Sebut Sombong

0

Pernyataan tim sukses (timses) kemenangan Siti Nur Azizah, Deni Charter di salah satu media online yang mengungkap kandidatnya enggan bergandeng dengan salah satu kandidat petahana di Tangsel dinilai oleh tokoh masyarakat sombong.

Sebelumnya, Deni Charter di media online indopolitika.com menyebutkan, Azizah maju sebagai calon wali kota. Bukan wakil walikota. Bahkan, jika Presiden turun memintanya sebagai wakil, Azizah tidak akan sudi menerimanya.

“Sudah banyak yang komunikasi. Yang pasti, wakil harus bisa mendongrak suara. Kita turun untuk menang. Jangankan digandeng Benyamin Davnie sebagai wakil, digandeng Presiden pun tidak mau,” ungkap Deni saat itu.

Atas pernyataan ini, Uten Sutendi yang merupakan tokoh masyarakat menilai sombong dan arogan.

“Tentu itu sangat tidak pantas. Apalagi dengan menyebut nama salah seorang tokoh Tangsel yang sudah bekerja 10 tahun. Itu melecehkan Pak Benyamin Davnie, sekaligus melanggar kesantunan publik,” ungkap Uten.

Menurutnya, siapapun berhak mencalonkan diri sebagai Walikota atau Wakil Walikota Tangsel pada Pilkada 2020 mendatang. Namun, tetap harus bersikap saling menghormati.

“Seharusnya kalau mau ikut membangun Tangsel, bersikaplah santun dan hormati para tokoh kota ini,” imbuhnya.

“Jangan sampai terkesan sombong, arogan, angkuh, padahal belum berbuat apa apa di Tangsel,” lanjutnya.

Sementara, Pengamat politik dari Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, Adib Miftahul mengatakan, kemungkinan alasan pihak Siti Nur Azizah berkata seperti lantaran anaknya orang nomor 2 di Indonesia. Sehingga berpikir lobi tingkat partai sampai level tertinggi dapat dikondisikan.

Meski begitu, lanjut Adib, dalam politik tetap harus menjaga sikap. Karena bila hal itu tak dihiraukannya dapat mempengaruhi elektabilitas kandidat.

“Tapi jangan lupa, jumawa dalam politik bisa menjadiadi boomerang penurunan elektabilitas. Apalagi dikemas oleh nanti lawan politiknya sebagai negatif campaign. Karena pada dasarnya proses pilkada dan pilpres ini kan berbeda,” ungkapnya saat dihubungi via WhatsApp.

Selain itu, sikap politik yang tak santun itu dapat memungkinkan menjadi hambatan bagi Siti Nur Azizah. Apalagi dia merupakan anak kiyai.

“Karena nanti akan dicap wanita yang tidak santun dan sombong, ini kan sangat merugikan. Apalagi tipe tipe politik kita inginkan model model post truth, dimana ketidakbenaran diulang berkali-kali bisa menjadi sebuah kebenaran. Ini sangat berbahaya jika Siti Nur Azizah dicap sombong , tidak santun padahal dia anaknya kiyai,” urainya. (Abi)