Beranda Berita Kreatif, Warga Desa Bandung Pandeglang Kembangkan Kerajinan Anyaman Pandan Jadi Penghasilan

Kreatif, Warga Desa Bandung Pandeglang Kembangkan Kerajinan Anyaman Pandan Jadi Penghasilan

0

Masyarakat Desa Bandung, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten khususnya kaum perempuan saat ini terus mengembangkan kerajinan anyaman tikar pandan sebagai salah satu sumber mata pencaharian dan bisa meningkatkan ekonomi kesejahteraan keluarga.

Hal itu disampaikan Kepala Desa Bandung, Wahyu Kusnadiharja saat berbincang dengan Tangerangonline.id, Jumat (09/12/2022).

Menurut Kades Bandung Wahyu, untuk kerajinan anyaman tikar pandan ini adalah peninggalan nenek moyang turun temurun hingga saat ini masih dikembangkan dan dilestarikan oleh warga di Desa Bandung, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang khususnya kegiatan kaum ibu-ibu yang bisa menganyam anyaman tikar pandan dengan berbagai macam jenis yang dihasilkan tersebut.

“Semua ibu-ibu di Desa Bandung setiap harinya melakukan kegiatan menganyam anyaman tikar pandan sebagai salah salah satu sumber mata pencaharian yang bisa meningkatkan ekonomi keluarga. Hingga saat ini terus dikembangkan dalam berbagai jenis anyaman, seperti ada tikar pandan bagenyol, barus, kanderon, kepok, topi, peci dan banyak lagi yang diproduksi oleh kaum hawa warga Desa Bandung,” beber Kades Wahyu yang mendapat penghargaan sebagai Harapan 2 Lomba Desa Tingkat Nasional ini.

Lanjut Wahyu, ini kegiatan home industri yang setiap rumah warga di Desa Bandung mayoritas kaum ibunya mengerjakan anyaman tikar pandan yang diproduksi setiap hari.

“Potensi daun pandannya sendiri sangat melimpah ruah di Desa Bandung, dan daya jual hasil anyaman tikar pandan ini di luar Pandeglang, Banten dan Jawa Barat seperti Bogor dan sekitarnya,” ujarnya.

Sementara dijelaskannya, untuk penjualan anyaman tikar panda jenis kepok, bagenyol, peci, pangsalatan dan lain-lain itu dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BumDes) yang merupakan warga dekat.

“Untuk kisaran harga seperti Kepok dijual Rp 15ribu, Peci Rp 40ribu sampai Rp 60ribu, Topi Rp 25 ribu, Untuk tikar barus ukuran 2 meter x 150 cm harganya Rp 250 ribu. Alhamdulillah omset dirasakan masyarakat yang tiap hari menganyam dan menjual untuk kebutuhan hidup rumah tangga sebagai mata pencaharian lumayan cukup besar dirasakan masyarakat,” terangnya.

Kades Bandung berharap masyarakat mencintai produk lokal made in Pandeglang seperti anyaman tikar pandan tersebut.

“Kedepan kita akan memanfaatkan pasar online oleh BumDes, karena ada hasil usaha di BumDesa yang digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dipenyumbang terbesar Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) sebagai Pendapatan Asli Desa (PAD),” harapnya.

“Kita punya motto atau selogan Bandung Berseri (Bersih Elok Ramah Sehat Elit Rukun dan Indah). Alhamdulillah tarap ekonomi masyarakat meningkat dari pengrajin anyaman tikar pandan, dan dapat menjadi sumber utama mata pencaharian ibu-ibu di Desa Bandung dalam memenuhi kebutuhan pokok kehidupan masyarakat keseharian,” sambungnya lagi.

Wahyu juga berharap dengan berkembangnya kerajinan anyaman tikar pandan tersebut, ada peran serta pemerintah dan swasta untuk dapat membantu dalam bentuk modal usaha bagi para pelaku usaha UMKM yang ada di wilayah Desa Bandung, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang. (Dan)