Badan Karantina Indonesia (Barantin) memastikan kesehatan dan kesejahteraan hewan (animal health & walfare) 50 ekor bibit sapi perah yang diimpor dari Australia.
Puluhan ekor bibit sapi perah dalam kondisi bunting tersebut tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang pada Selasa, 3 Desember 2024 lalu.
Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M Panggabean mengatakan, Barantin bekerja guna memastikan animal health and walfare dipenuhi oleh semua mitra sejak di ‘border’ dan selama di instalasi Karantina.
“Tentunya kami Badan Karantina Indonesia mengawal program strategis pemerintah melalui penjaminan kesehatan hewan, kesejahteraan hewan dan digitalisasi pelayanan yang akuntabel, sehingga swasembada pangan dan pemenuhan gizi masyarakat dapat terdukung dengan baik,” ujar Sahat dalam ketetangannya, Jum’at (6/12/2024).
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda mengatakan, importasi bibi sapi perah asal Australia itu untuk program menjamin ketersediaan daging dan susu nasional.
“Pemasukan sapi perah bunting sebanyak 50 ekor ini mengawali program ketersediaan daging dan susu sekaligus swasembada pangan kabinet Merah Putih,” ujar Agung.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Karantina Hewan Barantin, Sriyanto menegaskan Karantina hadir mulai dari pre-border, border, dan post-border guna memastikan bibit ternak yang masuk ke wilayah NKRI aman dan bebas Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK).
“Hewan ternak ini akan kami lakukan serangkaian tindakan karantina hewan dan penerapan masa karantina di Instalasi Karantina Hewan. Kemudian pengujian laboratorium untuk memastikan sapi perah bibit tersebut sehat,” jelasnya.
“Karantina memiliki peran strategis dalam menjamin kesehatan dan kesejahteraan hewan dari 50 ekor sapi perah yang menjadi kloter pertama dari target pemerintah untuk melakukan pemasukan satu juta ekor selama 5 tahun. Dalam mendukung realisasi swasembada pangan dan program makan bergizi,” pungkasnya. (Rmt)