Indonesia terkenal sebagai salah satu negara yang memiliki cita rasa kuliner luar biasa, dan memiliki varian harga yang berbeda-beda dari harga bintang lima sampai dengan kaki lima. Hal tersebut diungkapkan Dian Fadillah alias Viktor, pengusaha Tahu Cangak.
Pria lulusan tahun 2000 dari Sekolah Menengah Kejuruan (STM) Negeri 4 Kota Tangerang ini memulai bisnisnya sejak tahun 2015 silam. Ia memilih berbisinis Tahu Cangak setelah merasa bosan bekerja sebagai karyawan selama 15 tahun dan mencoba suasana baru.
“Saya pernah bekerja di PT. INOAC salah satu anak perusahan Gajah Tunggal, mulai berwirausaha ini sejak mengundurkan diri tahun 2015 lalu, setelah sudah 15 tahun bekerja dan sekarang ingin mencoba hal baru, Tahu Cangak ini hasil eksperimen sendiri,” kata Viktor kepada tangerangonline.id di lokasi usahanya di belakang pos polisi, Kotabumi 5, Pasar Kemis, Kobupaten Tangerang, Jumat (11/03/2016).
Viktor mengungkapkan, ide gagasan berbisnis ini bermula dari keinginannya membuat inovasi baru soal makanan yang berasal dari kedelai dan asal nama Tahu Cangak itu dari bahasa Sunda.
“Tahu Cangak itu diambil dari kata Cengek yang artinya cabe rawit dari bahasa sunda, lalu huruf E dalam Cengek saya ganti A jadi Cangak dengan maksud agar calon pembeli ketika lihat nama yang tertulis di gerobak jadi penasaran dan membelinya,” ujarnya sambil melayani pembeli.
Menurut Viktor omset yang di hasilkan dalam berbisnis Tahu Cangak tersebut luar biasa menarik dan bisa mencukupi kebutuhan keluarga sehari hari.
“Omsetnya sehari 350 Ribu ditambah produksi Risol 50 Ribu jadi total sehari, saya bisa kumpulkan 400 Ribu,” ungkap bapak dua anak ini. (Uar)