Sebagai anak bangsa, seyogyanya senantiasa menjunjung dan menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah mengorbankan seluruh jiwa serta raganya untuk kemerdekaan negeri ini.
Demikian diserukan Bahrul Ulum, Sekretaris DPD I Partai Golongan Karya (Golkar) Provinsi Banten, dalam memaknai hari pahlawan, yang jatuh pada 10 November hari ini.
“Tanpa jasa para pahlawan, tidak akan mungkin kita menikmati kemerdekaan bangsa ini. Pahlawan merupakan simbol, sebuah tokoh sentral dalam upaya memperjuangkan visi dan misi serta cita-cita negeri ini,” ujar Bahrul Ulum, Kamis (10/11/2016).
Bercermin dari pada sikap para pahlawan di negeri ini, lanjut dia, bahwasanya sangatlah menunjukan gambaran seorang kesatria yang dengan gigih memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini dari masa penjajahan, tanpa mengenal kata pamrih, tentu menjadi kekuatan tersendiri bagi seluruh anak bangsa di masa kini.
“Dan sebagai anak bangsa, kita semua harus dapat melanjutkan cita-cita dalam perjuangan para pendahulu bangsa ini, yakni dengan cara berkarya untuk bangsa dan negara, sesuai dengan tanggungjawab kita masing-masing. Perjuangan itu pun diniatkan dalam rangka mensejahterakan masyarakat sesuai dengan tanggung jawab kita di lingkungan kita masing,” papar fungsionaris Partai Golkar tingkat DPD I ini.
Pandangan senada juga dikatakan Ibrohim, salah seorang kader partai berlambang beringin di wilayah Kota Tangerang. Pria dengan sapaan Bang Boim ini berpendapat bahwa tokoh sejarah dan pahlawan sejati harus ditemukan kembali di antara kaum rakyat biasa yang sehari-hari, dimana barangkali disebut kecil dari sisi harta maupun kuasa, namun besar dalam kesetiaannya demi kehidupan.
“Mengutip dari statmen tokoh-tokoh yang menurut saya sangat baik dan dapat dimaknai secara sederhana oleh kita semua. Bahwa yang benar-benar penting dalam sejarah justru adalah hidup sehari-hari, yang normal, yang biasa, dan bukan pertama-tama kehidupan serba luar biasa dari kaum ekstravagan serba mewah tapi kosong konsumtif,” kata Boim yang merupakan mantan Ketua KNPI Kota Tangerang periode lalu ini.
Boim menambahkan, sesungguhnya setiap orang tak selalu baik, benar dan berani. Namun, dirinya mengagumi tindakan yang baik, benar dan berani, meski hanya dalam waktu yang singkat sekalipun.
“Pahlawan. Jangan menanti kedatangannya. Mereka adalah aku, kau, dan kita semua. Mereka bukan orang lain. Mereka hanya belum memulai. Mereka hanya perlu berjanji untuk merebut takdir kepahlawanan mereka, dan dunia akan menyaksikan gugusan pulau-pulau ini menjelma menjadi untaian kalung zamrud kembali yang menghiasi leher sejarah,” pungkasnya. (Acp)