Belum cairnya dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang sudah memasuki triwulan kedua membuat sejumlah kepala SD/SMP di Kota Tangerang resah. Sebab, anggaran dari pusat itu merupakan tumpuan sekolah untuk mengongkosi biaya operasional.
Meski begitu, meminta bantuan wali murid tidak dilakukan karena khawatir dinilai pungutan liar (pungli).
”Kami terpaksa ngutang untuk mencukupi kebutuhan dua bulan ini. Dan itu juga dilakukan teman-teman yang lain,’’ terang salah satu kepala SMPN di Kota Tangerang yang tak ingin disebutkan namanya.
Dia menuturkan, lambatnya pencairan dana BOS tersebut memaksanya mencari dana talangan dari berbagai sumber untuk menambal operasional sekolah. Di antaranya, membenahi kelistrikan sekolah untuk, pengadaan alat tulis kantor (ATK), kegiatan ujian tengah semester, ulangan harian, membayar tagihan listrik, telepon, serta air PDAM.
”Semua itu dibayar pakai duit talangan,’’ tegasnya.
Sementara kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Abduh Surahman mengaku sudah melakukan pengajuan dana BOS kepada Pemerintah Provinsi Banten sejak satu bulan yang lalu.
“Biasanya satu Minggu setelah pengajuan itu langsung cair. Tetapi ini sampai satu bulan belum cair,” ungkapnya kepada tangerangonline.id, Senin (27/3/2017).
Sebelumnya, dirinya mendapat jawaban dari apa yang telah diajukannya dan berdasarkan hasil jawaban yang diterimanya. Ada kesalahan nomor rekening, sehingga dana Bos belum bisa dicairkan.
“Jadi kalo ditanya kapan dana Bos akan turun, belum bisa memastikan kapan waktunya. Tetapi kita sama-sama berharap, semoga bisa dicairkan dalam waktu dekat,” pungkasnya. (Nji)