Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) akan menerapkan layanan darah gratis di Rumah Sakit Swasta yang ada di Kota Tangsel per Maret mendatang. Sebelumnya penerapan darah gratis tersebut sudah diberlakukan di Rumah Sakit Umum (RSU) Tangsel.
Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany, menjelaskan, penerapan layanan darah gratis ini tertuang dalam peraturan walikota (perwal) nomor 14 tahun 2017 tentang pembebesan biaya pengganti pengolahan darah.
Program bebas biaya pengolahan darah ini, warga cukup menunjukan KTP Elektronik Tangsel baik di rumah sakit umum daerah maupun rumah sakit swasta yang menjalin kerjasama dengan Dinas Kesehatan. Untuk mendapatkan fasilitas bebas biaya transfusi darah ini, warga cukup menunjukkan e-KTP Tangsel pada rumah sakit yang telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Dinas Kesehatan Tangsel.
Menurut Airin, dari 29 rumah sakit swasta, ada 17 rumah sakit yang sudah bekerja sama dengan Pemkot setempat.
“Rumah sakitnya tentu di RSUD dan beberapa RS swasta yang sudah MoU dengan kita. Untuk masyarakat Tangsel, ber-KTP Tangsel, maka biaya pengolahannya kita yang bayar,” tuturnya.
Airin yang juga Ketua PMI Kota Tangsel berharap kebutuhan kantong darahbisa terpenuhi melalui kampanye donor darah. “Prediksi kebutuhan darah adalah 2 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 3000 kantong per bulan,” katanya.
Untuk itu, dirinya bersama Wakil Walikota akan melakukan donor darah keliling, dimulai dari Gedung Puspemkot 1, 2 dan 3, secara bergantian keliling untuk melakukan donor darah.
Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Tangsel Suhara Manullang, menjelaskan, perwal sudah diterapkan tahun lalu, secara realitis diterapkan tahun ini. “Kita akan konsentrasi dirumah sakit umum dulu untuk pelaksanaan darah gratis, dan untuk rumah sakit lain sedang kita jajakin, kita siapkan dulu untuk stock kesediaan darah terlebih dahulu,” ungkapnya.
Sedangkan untuk swasta akan diberlakukan setelah launching penerapan darah gratis diberlakukan. “Untuk swasta kalau siap di bulan depan (maret-red), perwal ini tujuannya untuk warga kurang mampu, bagi masyarakat yang mampu bisa membayarnya,” jelasnya.
Suhara menambahkan, dalam satu bulan RSU Tangsel membutuhkan 500 sampai 600 kantong darah. Dengan adanya program darah gratis ini diharapkan warga jadi terbantu.
Salah satu isi perwal itu menurut Suhara, untuk memeriksa darah menggunakan alat bernama NAT. Ini merupakan generasi NAT tercanggih dan jika darah tidak baik akan cepat terdeteksi.
Untuk mendapatkan darah dengan generasi NAT, diperlukan biaya lebih mahal yakni Rp 660 ribu per kantong. Di bawahnya NAT, adalah elisa dan harga per kantong sebesar Rp 360 ribu.“Kita harus bangga sebagai warga dan memiliki KTP-el Kota Tangsel, dimana darah akan disediakan gratis oleh Pemkot,” tuturnya.
Jika masyarakat menggunakan BPJS untuk penggunaan darah, maka yang akan ditanggung BPJS sebesar Rp 360 ribu dan sisanya akan dibayarkan pemkot tangsel, karena biaya yang menggunakan NAT sebesar Rp 660 ribu, Sedangkan yang menggunakan KTP Elektronik Tangsel akan ditanggung sepenuhnya. (Ed)