Pada umumnya masyarakat memancing di sungai Cisadane untuk mencari ikan. Namun di tangan sekumpulan orang tergabung dalam Aliansi Air Das Cisadane (AADC) Kota Tangerang menjadi berbeda. Mancing kali ini untuk mencari sampah dan bukan untuk mencari ikan. Bahkan mancing sampah ini sampai dijadikan ajang perlombaan.
Demikian digelar saat memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) pada 21 Februari 2005. AADC menggelar kegiatan lomba mancing Sampah di saung Bank Sampah Sungai Cisadane (Banksasuci), Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang.
Perlombaan dibuka secara umum ini, diikuti sebanyak 300 peserta yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat dan kebanyakan peserta dari kaula muda yang senang mancing.
Kegiatan itu juga dihadiri oleh Kabid DLH Kota Tangerang Dadang Basuki, perwakilan PDAM Tirta Benteng dan PDAM Tirta Kerta Raharja, para pengusaha swasta, para kalangan aktivis, serta elemen masyarakat lainnya.
Ketua pelaksana, Uyus Setia Bakti yang juga ketua AADC saat ditemui mengatakan. Lomba memancing sampah tersebut tidak hanya untuk memperingati HPSN 2018. Namun, kegiatan yang diselenggarakan di sungai Cisadane itu juga merupakan salah satu upaya untuk ikut berperan serta dalam merealisasikan Indonesia bebas sampah pada tahun 2020 mendatang.
“Kegiatan ini juga didedikasikan untuk korban longsor TPA Leuwi Gajah yang terjadi pada 21 Februari 2005 silam. Dimana, kejadian tersebut menelan ratusan korban meninggal dunia dan hilangnya 2 kampung adat dari peta,” ujar pria yang kerap di sapa Kang Uyus.
Dijelaskan Uyus, dalam peristiwa yang terjadi di TPA Leuwi Gajah itu. Membuat puluhan rumah di Kampung Cilimus dan Kampung Gunung Aki, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung serta Kampung Pojok, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, tertimbun longsoran jutaan kubik sampah.
Uyus menambahkan, kegiatan tersebut mendapat suport dari kalangan aktivis, yaitu diantaranya Pendaki Indonesia, Cisadane Ranger Patrol, Banksasuci, LSM Metamorfosa, Perhimpunan Semende, Topial Reabon, Saung Sukun, Saung Painisan, Suci Daya, Silahturahmi Tangerang Mandiri, Stisip Yupentek.
“Selain dari kalangan aktivis kegiatan ini juga mendapat support oleh kalangan industri lainnya, seperti PDAM Tirta Benteng, PDAM Tirta Kerta Raharja, PT. Multi Bintang Indonesia, PT. Iwwi, PT. PZ. Cusson dan PT. Indofood Fritolay yang juga di fasilitasi oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Tangerang,” terang
Ditempat yang sama, Kabid DLH Kota Tangerang Dadang Basuki mengatakan. Bahwa dari hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh pihaknya saat ini kondisi air baku sungai Cisadane itu sudah dalam keadaan yang cukup memprihatinkan. Dimana, air sungai Cisadane yang memang selama ini di manfaatkan oleh banyak kalangan baik dari pelaku industri maupun masyarakat itu sudah tercemar oleh limbah.
“Dari hasil kajian yang dilakukan sebelumnya, kondisi DAS Cisadane saat ini berada dalam kondisi 84 persen tercemar limbah domestik,14 persen limbah industri, dan 2 persen lainnya. Oleh karenanya, apabila tidak ditangani sedini mungkin akan berakibat fatal di masa mendatang,” ungkapnya.
Disisi lain, Direktur hubungan korporasi PT. Multi Bintang Indonesia, Bambang Britono mengatakan jika dalam menjaga kelestarian sungai Cisadane diperlukan kolaborasi antara pemerintah , swasta, dan masyarakat.
“Dalam melakukan perlindungan sumber daya air DAS Cisadane, sesuai 12 prioritas perlindungan DAS Cisadane hasil dari lokakarya UNIDO dengan para pemangku kepentingan. Itu semua harus bisa kami penuhi dan untuk memenuhinya kami perlu bantuan baik dari pemerintah, kalangan swasta lainya serta juga masyarakat yang mana kita semua harus bisa menjaga serta merawat untuk kebaikan nantinya,” tutupnya. (Amd)