Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, memberikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Pertahanan (Unhan), di Auditorium Unhan, di Kawasan IPSC, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (13/3/18).
Kedatangan Panglima TNI disambut Rektor Unhan Mayor Jenderal TNI DR Yoedhi Swastanto, M.B.A. beserta ketiga Wakil Rektor, para Dekan, para Kepala Lembaga dan para pejabat Unhan lainnya. Sedangkan Panglima TNI didampingi para Asisten Panglima TNI dan Kapuspen TNI Mayjen TNI M Sabrar Fadhilah.
Sebelum dimulainya kuliah umum, Rektor Unhan Mayjen TNI Yoedhi Swastanto, menjelaskan kepada Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto tentang awal berdirinya Unhan hingga saat ini telah menginjak usia tahun ke-9 dan telah memiliki empat fakultas yaitu Fakultas Strategi Pertahanan, Fakultas Manajemen Pertahanan, Fakultas Keamanan Nasional dan Fakultas Teknologi Pertahanan serta 17 Program Studi (Prodi).
Dalama kuliah umumnya Panglima TNI mengangkat tema tentang “ Kebijakan TNI dalam Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Wilayah NKRI ”, mendasari kebijakan setiap kementerian maupun lembaga, termasuk TNI, meliputi visi dan misi pemerintah yang dicanangkan oleh Presiden.
“Presiden Joko Widodo saat ini berkeinginan untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong,” ujar Panglima TNI dihadapan para mahasiswa Unhan.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, kemudian menjabarkan tiap-tiap misi pemerintah yang telah ditetapkan ke dalam rencana tindak dan aksi TNI. Dikatakan, TNI berkomitmen untuk mewujudkan keamanan nasional dalam menjaga kedaulatan dan keamanan sumber daya maritim yang memang merupakan tugas pokok TNI.
Menurut Panglima TNI, pihaknya berkomitmen untuk sejalan dan mendukung kebijakan pemerintah, di antaranya untuk meningkatkan kesejahteraan dan profesionalisme prajurit, membangun kekuatan TNI yang bercirikan negara maritim, hingga mengawal ideologi Pancasila sebagai kepribadian bangsa yang paling utama.p
Mantan Kasau ini memaparkan tentang fenomena lingkungan strategis saat ini yang masih diliputi oleh beberapa hal penting, seperti perang dagang, ketegangan semenanjung Korea dan konflik di Laut Cina Selatan, pelanggaran yurisdiksi wilayah, radikalisme, bencana alam, dan isu kesenjangan masih menjadi fokus perhatian kita saat ini.
“Satu hal lagi yang menjadi perhatian bagi kita semua adalah bahwa tahun ini akan diselenggarakan Pilkada serentak pada 171 daerah di seluruh Indonesia, dan tahapan Pilpres 2019. Hal ini tentunya merupakan sebuah kegiatan yang akan sangat menentukan stabilitas jalannya roda pemerintahan baik tingkat pusat maupun daerah,” paparnya.
Kebijakan TNI tersebut dijabarkan ke dalam program 100 hari Panglima TNI, terutama untuk meningkatkan profesionalisme TNI di era digital saat ini mulai dari revitalisasi Minimum Essential Force (MEF), pengembangan kekuatan, penyempurnaan doktrin hingga diplomasi militer.
Dengan menggunakan perspektif akademik, mantan Kadispenau ini, membahas dinamika perkembangan lingkungan strategis pada tataran global, regional dan nasional. Berbagai aspek yang mempengaruhi lingkungan strategis mendapat perhatian para mahasiswa dan dosen dari keempat fakultas, utamanya mekanisme dan skema penanganan isu-isu ancaman cyber dan aplikasi big data.
Beberapa materi kuliah umum dinilai oleh Panglima TNI sangat relevan dengan berbagai topik penelitian yang saat ini dilaksanakan oleh pusat-pusat studi Unhan, termasuk membuka peluang bagi mahasiswa untuk menyusun tesis. (MRZ)