Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, memberikan pengarahan pada seluruh Komandan Satuan Kodam III/Siliwangi di Bandung, Kamis (5/4/18)
Pembekalan ini penting dan strategis, disamping sebagai wahana untuk menjalin silaturahmi juga strategis untuk mewujudkan kesamaan berpikir dan cara pandang dalam membela negara, serta mewujudkan komitmen bersama dalam membangun dan mewujudkan cita cita nasional Indonesia.
Dalam pembekalan itu, ada beberapa hal yang disampaikan Menhan Ryamizard yakni adalah perlunya komunikasi pemimpin dengan anak buahnya guna senantiasa membangun dan memelihara profil prajurit, yang mencerminkan jati diri sebagai prajurit sejati yang loyal yakni sebagai Tentara Rakyat dan Tentara Profesional
Kemudian, strategi pertahanan negara menghadapi ancaman yang Nyata dan Realistic, serta penguataan mindset seluruh komponen bangsa dalam menghadapi perang cuci otak. Selain itu, perlunya penanaman nilai -nilai kesadaran Bela Negara sebagai fondasi dasar pertahanan yang bersifat perang semesta atau total warfare.
Menhan juga menyampaikan tentang situasi politik aktual dan keamanan menjelang Pilkada serentak dan persiapan pemilu nasional serta yang terakhir adalah terkait pentingnya peningkatan profesionalisme prajurit melalui latihan.
Menhan kembali mengingatkan pesan-pesan Jenderal Soedirman dan Maha Patih Mpu Tadah dari kerajaan Majapahit yang menjadi filosofi dasar dari semua tata nilai dan norma kehidupan keprajuritan.Guna membangun TNI yang profesional, maka kita perlu kembali berpedoman pada amanah Jenderal besar Soedirman pada saat dilantik sebagai panglima Tentara Komando Rakyat pada 25 Mei 1946.
Jenderal Soedirman, mengatakan, “Hendaknya perjuangan kita harus kita dasarkan pada kesucian. Dengan demikian, perjuangan lalu merupakan perjuangan antara jahat melawan suci. Kami percaya bahwa perjuangan yang suci itu senantiasa mendapat pertolongan dari Tuhan.
Apabila perjuangan kita sudah berdasarkan atas kesucian, maka perjuangan ini pun akan berwujud perjuangan antara kekuatan lahir melawan kekuatan bathin. Dan kita percaya kekuatan bathin inilah yang akan menang. Sebab, jikalau perjuangan kita tidak suci, perjuangan ini hanya akan berupa perjuangan jahat melawan tidak suci, dan perjuangan lahir melawan lahir juga, tentu akhirnya si kuat yang akan menang”.
Menhan juga ingin mengutip pernyataan Mahapatih Majapahit Empu Tadah pada tahun 1325 kepada Patih Gajah Mada dan Adityawarman sebagai landasan konsep Strategy Pertahanan Permesta. Pernyataan itu adalah “Memang sangatlah sulit untuk menyatukan suku-suku yang beraneka ragam di Nusantara ini, tetapi justru persatuan dan kesatuan itulah kekuatan kita yang maha dasyat, tetapi dengan kesadaran akan persatuan dan kesatuan yang tidak dipaksakan (Kesadaran Bela Negara)”.
“TNI harus senatiasa menjadi organiasi yang dicintai rakyat. Etos inilah yang kemudian dijabarkan kedalam nilai-nilai Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 wajib TNI yang dijiwai oleh Pancasila dan UUD 1945,” ujar Menhan.
Menurut Menhan, esensi dari semua itu adalah bahwa pofesionalisme TNI terletak pada loyalitas dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.TNI harus tunduk terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai demokrasi yang dilandasi hukum dan Undang-Undang Dasar, dimana kedudukan TNI dikokohkan sebagai alat Pertahanan Negara.
Menurut Menhan, tahun 2018 adalah tahun politik, dimana akan dilaksanakan Pilkada serentak pada 27 Juni 2018 di 171 daerah dan persiapan Pilpres 2019 dimana masa pendaftaran bakal pasangan capres dan cawapres yang dimulai pada 8-14 Agustus 2018.
“Kita perlu terus mengamati berbagai perkembangan situasi dengan seksama apabila tidak kita waspadai bersama akan dapat mengimbas serta mempengaruhi stabilitas keamanan nasional kita,” ujarnya.
Menhan mengungkapkan akan mulai bermunculan serangan serangan abstrak yang menggangu kondisi mental dan psikologis masyarakat. Rakyat akan dijejali dengan berita-berita bohong atau hoax, yang dikemas sedemikian rupa. (MRZ)