MI Nurul Hidayah 2 Kronjo, Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, membutuhkan tambahan ruang kelas baru (RKB). Sebab, rombongan belajar (Rombel) siswa hanya tersedia enam lokal dengan jumlah siswa 441 dan 22 guru.
Akibat keterbatasan ruang belajar, pihak Madrasah pun terpaksa harus membagi jadwal murid belajar pagi dan siang hari.
Salah satu guru Wahyudin membenarkan kondisi yang dialami Madrasah tersebut kekurangan ruangan kelas. Sehingga pihaknya harus membagi jadwal murid masuk kelas, yakni pagi dan siang hari.
“Ya, karena kekurangan enam lokal lagi khusus kelas 4,5, dan 6 siang hari, maka kami butuh enam lokal lagi, agar proses belajar mengajar bisa pagi hari semua,” kata Wahyudin Operator dan Guru MI.Nurul Hidayah 2, kepada tangerangonline.id, Rabu (13/11/2019).
Selain kekurangan ruangan kelas, Madrasah tersebut juga memiliki Majelis Ta’lim yang kondisinya butuh rehab, karena majelis tersebut di gunakan untuk kegiatan siswa belajar tata cara shalat dan pengajian.
“Kami ingin membangun ruangan kelas, namun terbentur anggaran. Dana bos yang ada tidak bisa untuk mengkaper tambahan ruang kelas. Mudah-mudahan saja tahun depan pihak kemenag atau pemerintah daerah bisa memberikan bantuan ruang kelas baru,” ucapnya.
Meski dihadapkan kondisi keterbatasan fasilitas, namun tidak mengurangi semangat belajar mengajar para guru dan murid.
“Madrasah kami butuh ruang kelas baru untuk kenyamanan proses belajar mengajar,” tuturnya.
Wahyudin menambahkan, setiap tahunnya keberadaan murid Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah, dalam penerimaan siswa baru terus mengalami peningkatan. Padahal sekolah Madrasah jaraknya tidak jauh dari sekolah dasar negeri. Namun tiap tahun murid selalu bertambah tidak berkurang.
“Madrasah sudah berdiri 33 tahun, kami tidak pernah kekurangan siswa baru, bahkan selalu meningkat,” ungkapnya.
Lebih lanjut Wahyudin menjelaskan, jumlah ruang kelas ada 6 plus 1 ruang guru yang berukuran 3X6 ini sanget tidak logis dengan jumlah 22 guru. Pasalnya ketika jam istirahat guru kumpul terasa sempit ruangan tersebut. Kata dia Yayasan MI Nurul Hidayah milik masyarakat kronjo bukan perorangan.
“Jangan sampai kekurangan sarana prasarana belajar mengajar kurang efektif,” katanya.
Dia berharap kepada kementrian agama (Kemenag) atau pun pemerintah daerah, bisa memberikan perhatian kesekolah Madrasah Ibtidaiyah, demi terciptanya proses belajar mengajar yang lebih baik.
“MI Nurul Hidayah 2 Kronjo dengan predikat Akreditasi A,” terangnya.(Sam)