Pemberhentian Direktur Utama (Dirut) TVRI, Helmi Yahya oleh Dewan Pengawas (Dewas) TVRI direspon oleh para Karyawan/Karyawati LPP TVRI.
Dalam surat terbuka yang ditulis oleh salah satu Penyiar Berita Terbaik TVRI, Imam Priyono mengatakan banyak kinerja dan prestasi yang diraih dalam masa kerja 12 tahun di TVRI.
“Saya merupakan pegawai TVRI dengan masa kerja kurang lebih 12 tahun dengan status PBPNS, yang sejauh ini tidak memungkinkan untuk menempati jabatan struktural,” tulisnya dalam surat tersebut, Minggu (19/1/2020).
Ia pun berharap, melalui surat tersebut dapat meredam kekisruhan di TVRI.
“Mari kita Jaga TVRI, Mari selamatkan TVRI karena ini milik kita semua, anak negeri,” tulisnya.
Berikut isi surat terbuka Imam Priyono yang diterima redaksi tangerangonline.id
Surat terbuka,
Bismillahirrohmanirrohim,
Assalamualaikum dan salam sejahtera,
Perkenalkan nama saya Imam Priyono, Saya merupakan pegawai TVRI dengan masa kerja kurang lebih 12 tahun dengan status PBPNS, yang sejauh ini tidak memungkinkan untuk menempati jabatan struktural.
Dalam pengabdian saya di TVRI banyak hal bernilai yang Alhamdulillah sangat Saya syukuri dan dapatkan :
⁃ Moderator debat pertama Pemilihan Presiden RI dengan Kandidat Bapak Joko widodo – KH. Maruf Amiin dan Bapak Prabowo Subianto -Sandiaga S Uno
⁃ Penerima Anugerah KPI Award Kategori “Penyiar Berita Terbaik”
⁃ Wawancara Ekslusive dengan berbagai Tokoh Nasional dan Internasional diantaranya Presiden Joko widodo, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Bapak Jusuf Kalla dan ibu Mufidah Jusuf Kalla, PM Malaysia Mahathir Mohamad dll
Menyikapi kondisi kisruh di TVRI yang diakibatkan oleh pemberhentian Direktur Utama TVRI oleh Dewas TVRI, perlu kiranya saya menyampaikan beberapa hal :
⁃ Bila ingin citra diri saya tidak terganggu dan mempunyai/mengejar karir di TVRI barangkali duduk diam atau memihak kepada dewan pengawas yang saat ini sedang dan masih mengemban amanah dan memiliki kewenangan adalah pilihan yang paling rasional.
⁃ Namun dalam surat ini saya memilih posisi menyatakan KECAMAN DAN KEKECEWAAN kepada Dewan Pengawas TVRI yang semestinya bisa lebih bijak dalam menggunakan kewenangannya Dan setia pada Visi “Media Pemersatu Bangsa”.
⁃ Pilihan sikap ini saya ambil karena Bukan hanya karena Helmy Yahya yang akan hilang dari TVRI. Tapi nilai-nilai perubahan, kreatifitas, integritas dan kebanggaan sebagai insan TVRI yang akan tercerabut.
⁃ Dampak ikutannyapun akan luas, masyarakat akan kehilangan kepercayaan kepada TVRI, karena tidak pernah ada pembangunan yang berkelanjutan. Dewas dan Direksi TVRI selalu melakukan aksi saling pecat memecat, seingat saya setidaknya sejak tahun 2007 hingga saat ini. Dan dampak faktualnya Kinerja pasti terganggu pasca peristiwa saling pecat tersebut.
⁃ Kalangan profesional juga akan jera masuk ke TVRI karena sudah ada contoh kongkritnya. Helmy Yahya “Sang Raja Kuis”, akuntan profesional, integritas tanpa cacatpun sudah habis tersungkur, digergaji karir dan citranya karena berani mengambil amanah memimpin TVRI.
Bersama surat ini, saya menggantungkan doa dan harapan untuk lembaga yang amat saya cintai TVRI.
Mari kita Jaga TVRI , Mari selamatkan TVRI karena ini milik kita semua, anak negeri.
Hasbunallohwanimalwakil, Lahaulawalaquwwataillabillah
(ED)